Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Pada dini hari tadi, Selasa (21/5) pukul 01.46 WIB, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI akan mengumumkan secara resmi hasil rekapitulasi perhitungan suara Pemilu Presiden 2019. Menjelang hari pengumuman, banyak peristiwa menarik yang terjadi usai hari pencoblosan sampai detik ini.
Berikut, IDN Times rangkumkan beberapa fakta-fakta menarik yang terjadi usai pemilihan umum sampai pengumuman resmi KPU.
1. Kedua belah kubu capres-cawapres sudah mendeklarasikan kemenangan
ANTARA FOTO/Galih Pradipta Pengumuman resmi hasil perhitungan suara pemilihan umum baru akan dilakukan. Namun, beberapa waktu setelah pemilihan umum berakhir, kedua pasang calon mendeklarasikan kemenangan mereka masing-masing. Hal ini tentu saja menimbulkan kegaduhan masyarakat. Bagaimana tidak, kedua belah kubu mengklaim memenangkan pemilu yang baru saja berlangsung.
Dua hari usai pemilu, Tim Kemenangan Nasional (TKN) mendeklarasikan kemenangan pasangan nomor urut 01, Jokowi-Ma’ruf di Posko Cemara, Jakarta Pusat. Deklarasi yang dilakukan TKN ini berdasarkan atas kemenangan pasangan nomor urut 01 dalam perhitungan cepat atau quick count.
Tidak hanya pasangan Jokowi-Ma’ruf, pasangan yang didukung oleh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga jugai melakukan deklarasi kemenangan. Bahkan, pasangan ini tidak hanya sekali melaksanakannya. Adapun deklarasi yang dilakukan pasangan Prabowo-Sandiaga berdasarkan atas hasil quick count, real count, dan exit poll yang dilakukan oleh tim internal BPN.
Jadi, siapa sesungguhnya yang memenangi pemilihan presiden ini?
Baca Juga: KPU Umumkan Jokowi-Ma'ruf Menangi Pilpres 2019, Ini Hasil Lengkapnya
2. Seruan people power
Wacana people power muncul dari pernyataan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, saat menghadiri kampanye Prabowo Subianto di Yogyakarta, Senin (8/4) lalu. Amien mengancam akan bergerak melalui people power jika menemukan kecurangan saat pemilu. Karena wacana ini, politikus PAN Eggi Sudjana juga menjadi tersangka lantaran kasus dugaan makar akibat ujaran people power.
3. Polisi perkirakan lebih dari seribu orang akan turun ke jalan pada 22 Mei
Pengumuman hasil pemilihan umum menimbulkan banyak reaksi dari masyarakat. Pada tanggal 22 Mei mendatang, diperkirakan akan ada gerakan aksi protes yang dilakukan di jalan-jalan di Jakarta. Rencana untuk berdemokrasi salah satunya dicetuskan oleh Persaudaraan Alumni 212, Front Pembela Islam, dan barisan sakit hati dengan pemerintahan.
Akibat rencana ini, kedutaan besar sejumlah negara tetangga memberikan peringatan kepada warga negaranya untuk berhati-hati dan menjauhi jalan-jalan protokol di Jakarta.
4. Pertemuan sejumlah kepala daerah di Bogor dihadiri AHY
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
IDN Times/Margith Juita Damanik Pertemuan sejumlah gubernur dan wali kota di Bogor pada Rabu (15/5) diprakarsai oleh Wali Kota Bogor Bima Arya. Acara itu dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, Bupati Bayuwangi Azwar Anas, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak.
Selain para kepala daerah, pertemuan juga dihadiri petinggi Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Yenny Wahid, putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Dalam pertemuan yang diadakan di Museum Kepresidenan Balai Kirti Bogor, AHY mengatakan pertemuan digelar antara lain untuk merekatkan lagi semangat kebersamaan setelah Pilpres 2019 selesai digelar. Pertemuan yang dihadiri oleh pihak dari "kedua kubu" tersebut membahas situasi politik yang sedang memanas saat ini.
Bima mengatakan, para pejabat yang diundang berharap usai pemilu ini, tidak lagi terjadi ketegangan dan perpecahan. "Bagaimana agar seluruh proses yang kita hormati kita berikan tempat sesuai koridor hukum untuk membangun komunikasi satu sama lain," imbuh Bima dalam keterangannya usai acara.
Baca Juga: [FOTO] Hasil Pemilu Diumumkan, Begini Suasana di Sekitar KPU Pagi Ini
5. Massa menyerbu kantor Bawaslu menuntut diskualifikasi paslon Jokowi-Ma’ruf
Massa aksi dari Gabungan Elemen Rakyat Memperjuangkan Keadilan dan Kebenaran (GERAK) memadati Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/5) silam, mulai pukul 13.00 dan bergerak menuju kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Aksi tersebut diklaim dilakukan untuk memperjuangan kredibilitas panitia Pemilu 2019.
Massa aksi menuntut diskualifikasi peserta pemilu yang melakukan kecurangan. Peserta melakukan aksi damai untuk meminta Bawaslu membongkar kecurangan-kecurangan yang terjadi selama pemilu.
Setelah gagal masuk ke kantor Bawaslu pada hari tersebut, Massa melakukan aksi damai keesokan harinya dengan jumlah yang lebih banyak.
Baca Juga: KPU Ketok Palu Rekapitulasi Nasional, Ini Hasil Lengkap Pilpres 2019