Begini Upaya Kementan Jaga Stabilitas Harga Perunggasan Nasional
Kementan optimistis konsumsi masyarakat akan segera recovery
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktorat Jenderal (Ditjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya menjaga stabilitas harga perunggasan nasional. Ditjen PKH pun telah menerbitkan 6 surat edaran sebagai upaya stabilisasi perunggasan sejak 26 Agustus 2020 sampai Januari 2021.
"Stabilisasi perunggasan ini khususnya melalui pengendalian produksi DOC FS dengan cutting HE fertil dan afkir dini PS," kata Direktur Jenderal PKH Kementan, Nasrullah, Selasa (26/1/2021).
Ia menambahkan, upaya stabilisasi perunggasan terus berlanjut di Desember 2020 melalui pengendalian produksi untuk menyesuaikan penurunan konsumsi terdampak pandemik COVID-19 tahun 2020 sebesar 20 persen. Namun, ia meyakini tingkat konsumsi akan segera naik.
"Pada Januari sampai Februari 2021 pandemik diperkirakan masih berdampak pada penurunan konsumsi. Namun, kami tetap optimistis konsumsi akan segera recovery," tegas Nasrullah.
Baca Juga: Dukung Food Estate, Kementan Kawal Kerja Sama Offtaker dengan Gapoktan
1. Perkembangan harga livebird menunjukkan tren positif
Nasrullah menjelaskan, optimisme tersebut berdasarkan upaya pengendalian produksi DOC FS (akhir Agustus-Januari 2020) dengan perkembangan harga livebird (LB) yang positif. Pengendalian produksi melalui cutting HE fertil dan afkir dini PS sebagai upaya menjaga keseimbangan supply dan demand telah berdampak terhadap perbaikan harga LB di tingkat peternak.
Menurut laporan Petugas Informasi Pasar (PIP), perkembangan harga LB bulan September sampai Januari 2021 rata-rata nasional tercatat mengalami tren kenaikan sebesar 9,45 persen. Rata-rata harga LB bulanan tingkat peternak bulan September 2020 ialah Rp17.124/kg, Oktober Rp17.984/kg, November Rp20.479/kg, Desember Rp21.500, dan Januari 2021 Minggu pertama ialah Rp20.200/kg.
Memasuki Januari 2021 harga LB di wilayah Pulau Jawa juga berulang mengalami kontraksi, dari 19.500/kg berangsur turun sampai level harga Rp17.500/kg dan kembali bergerak naik menjadi Rp18.500-Rp19.000/kg dalam empat hari terakhir.
Nasrullah mengatakan, kenaikan harga LB yang mencapai harga acuan Permendag No 7/2020 sejatinya berpengaruh terhadap kenaikan permintaan DOC FS. Hal ini pun diikuti dengan naiknya harga DOC FS dari Rp5.000 menjadi Rp7.000 per ekor.
Baca Juga: Terapkan TEFA Smart Screen House, Kementan Dukung Pertanian Modern