TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Indef: Pengambilan BKP ke Bapanas akan Timbulkan Polemik Baru 

Potensi kewenangan tumpang-tindih sangatlah besar

Ilustrasi stok pangan. (IDN Times/Gideon Aritonang)

Jakarta, IDN Times - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Tauhid mengatakan bahwa pengambilalihan Badan Ketahanan Pangan (BKP Kementan) ke Badan Pangan Nasional (Bapanas) hanya akan menimbulkan polemik baru dengan semua kebijakan yang akan tumpang-tindih.

Menurut Tauhid, potensi kewenangan tumpang-tindih sangatlah besar mengingat fungsi pada badan khusus yang baru itu selama ini ada di Badan Ketahanan Pangan (BKP Kementan). Jadi, sebaiknya BKP tetap menjadi bagian dari Kementan meski Bapanas dibentuk.

"Iya betul (kebijakan Bapanas) akan tumpang-tindih," ujar Ahmad Tauhid dalam rilis yang diterima, Sabtu (16/10/2021).

Baca Juga: Faisal Basri: Tak Perlu Badan Pangan Nasional jika K/L Jalankan Tugas

1. Pembentukan Bapanas bukan solusi untuk pengembangan sektor pertanian

Ilustrasi lahan sawah (IDN Times/ Ervan Masbanjar)

Senada yang dikatakan Tauhid, Direktur Program Indef Esther Sri Astuti mengatakan bahwa pembentukan Badan Pangan Nasional (Bapanas) bukan menjadi solusi untuk pengembangan sektor pertanian Indonesia ke depan.

"Seharusnya kalau di kementerian teknis sudah dioptimalkan fungsinya, seperti di Kementerian Pertanian," ujar Esther dalam diskusi publik Menanti Taji Badan Pangan Nasional yang disiarkan secara virtual.

2. BKP di kementerian teknis sudah menjalankan tupoksinya masing-masing

Ekonom Senior Universitas Indonesia, Faisal Basri. (IDN Times/Shemi)

Sementara itu, Ekonom Senior Universitas Indonesia, Faisal Basri, menyebut pembentukan Bapanas tidak ada gunanya karena BKP di kementerian teknis sudah menjalankan tupoksinya masing-masing. 

"Jadi, sebaiknya jalankan saja tupoksinya, perencanaan lintas sektoral dan lintas daerah agar tidak ada data yang tumpang-tindih," katanya.

Baca Juga: Perjalanan Setahun UU Cipta Kerja yang Masih Dibayangi Polemik 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya