TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengintip Kans PDIP Gaet Suara Kelompok Islam dalam Pemilu 2024

PDIP perlu gaet kelompok pemilih Islam

Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri di acara Rakernas PDIP pada Selasa (21/6/2022). (dok. PDIP)

Jakarta, IDN Times - Menjelang Pilpres 2024, sejumlah partai politik mulai melancarkan manuver untuk mendulang suara. Sebagian parpol sudah memberikan sinyal berkoalisi, atau sekedar membangun komunikasi dengan elite parpol lainnya.

Sebut saja Partai Golkar, PAN, dan PPP yang sudah menyetujui untuk berkoalisi dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), sinyal-sinyal koalisi Gerindra-PKB, serta poros Nasdem yang dekat dengan PKS dan Demokrat.

Di samping itu, PDIP yang menjadi satu-satunya parpol lolos presidential threshold di parlemen masih belum menunjukkan sinyal koalisi. Sementara partai politik berlandasakan keislaman mulai ‘nempel’ dengan parpol lainnya.

Baca Juga: Arah Dukungan Kelompok Islam di Pemilu 2024 

Baca Juga: Survei: Jika Pemilu Diadakan Hari Ini, PDIP Jadi Pemenang

1. Suara kelompok Islam terpecah

Ampelsa/ANTARA FOTO

Pecahnya suara partai politik Islam dinilai menjadi hal biasa dalam Pemilu. Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komaruddin menilai suara kelompok Islam cenderung tidak akan satu suara dalam Pemilu.

Pasalnya, ada banyak golongan dan kelompok yang berbeda. Selain partai politik yang juga memiliki organisasi sayap keislaman, ada pula organisasi masyarakat (ormas), dan kelompok Islam besar seperti warga Nahdliyin dan Muhammadiyah.

Kondisi ini dinilai bakal menjadi tantangan tersendiri bagi PDIP untuk menggaet massa kelompok Islam untuk mendulang suara dalam Pilpres 2024.

“Tantangannya, ketika ingin mendekati kelompok Islam, sudah banyak tersebar ke partai lain,” kata Ujang saat dihubungi IDN Times, Senin (11/7/2022).

2. PDIP perlu gaet kelompok pemilih Islam

M. Agung Rajasa/ANTARA FOTO

Ujang menilai PDIP perlu menggaet suara pemilih Islam untuk kembali memenangkan Pemilu 2024. PDIP disebut bakal mengalami tantangan besar karena harus bisa menggaet massa kelompok Islam karena saat ini partai politik cenderung sudah memiliki koalisi sendiri.

“Secara ide dan gagasan partainya ya mesti selaras dengan kepentingan keberpihgakan dengan umat Islam,itu tantangan terberat,” ujar Ujang.

“Suka tidak suka, pendekatan PDIP yaitu dengan perilaku yang positif dari elite-elite partai termasuk juga di dalam konteks membuat kebijakan yg pro terhadap kalangan pemilih islam,” sambung dia.

Baca Juga: Golkar Senang Terima Kunjungan Puan Maharani

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya