TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Musim Tanam Jagung, Petani Jember Harap Distribusi Pupuk Lancar

Petani berharap akses pupuk semakin dipermudah

Petani di Jember sedang menjemur jagung hasil panennya. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Memasuki pekan kedua di Bulan April, sebagian besar petani di Kabupaten Jember telah memanen padinya. Sebagian dari mereka juga mulai membersihkan lahan untuk musim tanam selanjutnya, yakni tanam jagung. Belajar dari pengalaman sebelumnya, para petani di Jember berharap agar distribusi pupuk ke kios-kios tidak sampai terlambat. 

Petani asal Desa Lohjejer Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, Ahmad Syarifudin mengatakan, 50 persen lebih kawasan pertanian di daerahnya sudah memasuki masa tanam jagung. Syarif berharap, akses pupuk bagi petani semakin dipermudah, terutama untuk pupuk subsidi dan distribusi tidak terlambat.

"Dua hari lalu saya sudah tanam jagung. Ya harapannya pupuk tersedia dan suplai di kios itu tidak terlambat atau hanya terbatas. Karena kalau sampai terlambat memberi pupuk, pertumbuhan tanaman jagung tidak maksimal," ujar Syarif saat dihubungi, Kamis (15/4/2021).

Baca Juga: Tinggal Panen, Padi Milik Petani Jember Malah Diserang Wereng

1. Terpaksa beli pupuk non subsidi

Jerami padi usai dipanen. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Syarif menilai, ketersediaan pupuk juga terbatas karena petani yang memiliki lahan luas juga masih membeli pupuk subsidi. Dampaknya, petani dengan lahan pas-pasan seperti Syarif mendapatkan dampak berkurangnya jatah.

"Kalau sekarang beli pupuk kan harus nyerahin fotocopy KTP. Nah kalau misalkan stok gak ada atau telat, petani sekarang banyak yang terpaksa beli non subsidi, males ribet. Kadang baru beli kalau kios ngasih pipil beli bibit di sana yang sekaligus bisa beli pupuk subsidi," ujarnya.

Saat ini di kawasan Desa Lohjejer memang memasuki masa tanam jagung, karena curah hujan di tempatnya dirasa juga sudah mulai berkurang. Sesuai topografi, wilayah Lohjejer memang sudah dekat dengan pesisir pantai selatan Jember. 

"Di sini sudah jarang hujan, jadi cocok buat tanaman jagung. Ada juga yang tanam cabai, kalau di kawasan Desa Kesilir sudah mulai tanam tembakau," ujarnya.

2. Musim padi kedua

Tanaman jagung yang sudah mengering dan siap dipanen di kawasan Jenggawah Jember. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Sementara itu, di daerah Desa Sruni, Kecamatan Jenggawah petani juga mulai musim menanam padi untuk yang kedua kalinya. Baru setelah dua kali menanam padi, musim ketiga tanam pada akhir tahun akan menanam jagung.

"Kalau di kawasan Sruni habis ini masih tanam padi lagi. Jadi setahun tanam padi dua kali, baru jagung yang terakhir," ujar petani asal Sruni, Ahmad Dowi (45).

Dowi sendiri lebih memilih membeli pupuk subsidi. Selain alasan lebih murah, dia menilai pemberian pupuk subsidi bisa lebih merata. 

"Kalau pupuk subsidi harganya kan separuh lebih dari yang non subsidi. Terus kalau dibandingkan, memang bagus non subsidi, tapi yang biasanya beli dua karung subsidi sekarang hanya satu karung subsidi. Jadi lebih merata (saat pemupukan) kalau subsidi," jelasnya.

Pada masa tanam padi sebelumnya, dia mengaku harus cepat cepatan mendapat informasi dari kios, bila tidak akan kehabisan.

"Harus cepat cepatan kemarin itu, kalau enggak ya harus nunggu lagi. Harapannya, sekali datang bisa memenuhi kebutuhan petani. Banyak yang gak sabar kemarin, akhirnya beli non subsidi," ujarnya.

Baca Juga: Panen Raya, Petani Jagung Jember Merugi karena Terlambat Memberi Pupuk

Verified Writer

Mohamad Ulil Albab

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya