TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Butet Puji Mega Bermakrifat Negarawanan Usai Capreskan Jokowi-Ganjar

Megawati dianggap sudah tidak pakai ego politik

Seniman Sri Krishna Encik serahkan lagu ke Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri berjudul "Jarji Jarbeh, Ganjar Siji Ganjar Kabeh" (IDN Times/Tata Firza)

Jakarta, IDN Times - Budayawan Bambang Ekoloyo Butet Kartaredjasa memuji sikap politik Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri. Menurutnya, Megawati saat ini bermakrifat negarawan.

"Menurut saya ini ya, Bu. Kayaknya ini bukan sekadar politisi, Ibu Megawati ini, tapi, sudah makrifat politik. Makrifat politik itu levelnya negarawan, kira-kira begitu," ujar Butet di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (7/6/2023).

"Kalau negarawan kelasnya ini pasti bukan transaksional," sambungnya.

Baca Juga: Momen Megawati Rapikan Kopiah Ganjar di Rakernas III PDIP

Baca Juga: Megawati Tegaskan Tak Pernah Tekan Jokowi: Saya Hormati Presiden

1. Megawati dianggap legowo saat mendeklarasikan Jokowi jadi capres 2014

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri (IDN Times/Tata Firza)

Butet mengatakan, Megawati layak diakui sebagai negarawan karena tidak mengedepakan ego politiknya ketika mendeklarasikan Joko "Jokowi" Widodo sebagai calon presiden (capres) untuk Pilpres 2014.

"Nyatanya ya saya menyampaikan satu bukti yang saya apresiasi, 2014 misalnya, kalau saja Ibu Megawati ini memanjakan ego politiknya, saat itu Ibu maju sendiri itu jadi presiden. Tapi tidak, ibu menugasi Pak Jokowi sebagai kadernya," ucap dia.

2. Megawati juga tak gunakan ego politiknya dalam memilih Ganjar sebagai capres 2024

Seniman Sri Krishna Encik serahkan lagu ke Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri berjudul "Jarji Jarbeh, Ganjar Siji Ganjar Kabeh" (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Dalam kesempatan itu, Butet kembali menyinggung Megawati tidak menggunakan ego politiknya dalam memilih Ganjar sebagai capres 2024. Menurutnya, bisa saja dia mengusung Ketua DPP Puan Maharani, sebagai anaknya.

"Tahun ini kalau saja, masih juga egosentris dan belum level makrifat, tentu mungkin Mbak Puan yang dipaksakan. Tapi akhirnya kemarin kita lihat 21 April itu, Ganjar yang ditugasi oleh Ibu Megawati untuk menjadi Presiden Republik Indonesia berikutnya," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Ganjar menyebut, dalam pemilihan capres yang dilakukan Megawati tidak ada transaksional. "Mosok kayak begitu transaksional, wong Ganjar neng kere (tak punya uang)," ujar dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya