TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jemaah Umrah RI Akan Diberi Kartu untuk Scan Barcode Sertifikat Vaksin

Pengecekan sertifikat vaksinasi jadi lebih mudah

Jemaah umrah melakukan tawaf mengelilingi Ka'bah di Masjidil Haram. (IDN Times/Mela Hapsari)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan RI dan Kementerian Kesehatan Arab Saudi saat ini masih membahas mengenai sinkronisasi data di aplikasi PeduliLindungi dan Tawakkalna. Sinkronisasi itu dilakukan agar jemaah Indonesia ketika umrah bisa langsung terlihat datanya sudah divaksinasi COVID-19 atau belum.

Untuk mengantisipasi kesulitan jemaah dalam menggunakan smartphone dalam pengecekan data vaksinasi itu, pemerintah Indonesia akan memberikan sebuah kartu. Direktur Bina Haji dan Umrah Kementerian Agama, Nur Arifin mengatakan kartu tersebut nantinya bisa memindai barcode yang ada di Arab Saudi.

"Kami pada tanggal 12 Oktober 2021 telah mengadakan FGD dengan Kementerian Kesehatan, PT Telkom, buat keputusan, jemaah tidak hanya membuat aplikasi, setiap jemaah akan dibuat kartu, jadi ketika ada scan langsung kartunya dilihat, untuk memudahkan jemaah terutama lansia dan tidak terbiasa dengan teknologi," ujar Arifin dalam acara Webinar yang diselenggarakan FMB9, Kamis (21/10/2021).

Baca Juga: Akhir Oktober 2021, Menag Terbang ke Saudi Urus Kelanjutan Izin Umrah

Baca Juga: Umrah Segera Dibuka, Menag Yaqut Minta PPIU Patuhi Prokes

1. Tak ada batas usia maksimal yang berangkat

Jemaah Umrah yang kembali melaksanakan Umrah Perdana di Makkah dalam Pandemik COVID-19 (Dok. KJRI Jeddah/Fauzy Chusny)

Arifin menjelaskan, Kerajaan Arab Saudi hanya membatasi usia minimal 18 tahun yang bisa berangkat umrah.

"Artinya, tidak dibatasi usai maksimalnya. Nah, di sini maka syarat yang perlu dieprhatikan dari sisi kesehatan, selam dia sehat kemudian negatif COVID dan tidak ada komorbid, maka dipastikan bisa berangkat, masalah lansia tidak maalah, yang jadi perhatian adalah kesehatannya," katanya.

Oleh karenanya, Arifin meminta kepada jemaah untuk senantiasa menjaga kesehatan. Arifin kemudian mengingatkan kepada jemaah, saat umrah sudah dibuka, mereka tetap patuh terhadap protokol kesehatan.

2. Nigeria bekali jemaah umrahnya dengan buku yang berisi barcode

Ilustrasi ibadah umrah. ANTARA FOTO/Hanni Sofia

Dalam acara itu, Konjen KJRI Jeddah, Eko Hartono mencontohkan, Nigeria membekali jemaah umrahnya dengan buku yangberisi barcode. Buku tersebut tinggal dipindai ketika ada petugas yang memeriksa.

"Nigeria itu simpel, itu seperti buku kuning, itu buku sederhana, ada barcode-nya ditempel yang menunjukkan seseorang sdah divaksin. Datanya sederhana, nama, tanggal lahir, gender, vaksin kapan, kalau booster kapan booster, selesai. Itu saja sangat simpel, efektif," kata Eko.

Menurutnya, bukan masalah canggih atau tidaknya, yang terpenting bisa digunakan. "Jadi, jangan canggih-canggih, ternyata gak bisa dibaca," katanya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya