TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenapa Suhu Indonesia Tambah Panas, BMKG Minta Jangan Kaitkan Ini

Penyebabnya karena perubahan iklim bisa iya, bisa tidak

Pixabay

Jakarta, IDN Times - Memasuki bulan Mei 2022, suhu di sejumlah wilayah Indonesia terasa lebih panas, ada yang menyatakan kondisi ini berkaitan dengan perubahan iklim. Plt Deputi Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Urip Haryoko memberikan penjelasan.

"Kejadian suhu harian yang tinggi di Indonesia sering dikaitkan sebagai akibat perubahan iklim. Pernyataan tersebut tidaklah salah meskipun juga tidak dapat dibenarkan sepenuhnya," ujar Urip dalam keterangannya, Selasa (17/5/2022).

Baca Juga: Suhu Terasa Panas, BMKG: Ada Gerak Semu Matahari dan Pusaran Kembar

Baca Juga: BMKG Ingatkan Suhu Udara di Pantai lebih Panas hingga 3 Derajat 

1. Tak bisa langsung dikaitkan dengan pemanasan global

Ilustrasi terik matahari (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Urip menerangkan, peristiwa cuaca yang terjadi tidak bisa langsung dikaitkan dengan adanya pemanasan global. Menurutnya, pemanasan global harus dibaca dari rentetan data iklim yang panjang, tidak hanya satu kejadian.

"Namun begitu tren kejadian suhu panas dapat dikaji dalam series data yang panjang apakah terjadi perubahan polanya baik magnitudo panasnya maupun keseringan kejadiannya," ucapnya.

2. Adanya peningkatan suhu permukaan

ilustrasi berjalan di bukit gersang (pexels.com/Tamar Willoughby)

Berdasarkan analisis yang panjang selama 40 tahun menggunakan 92 stasiun BMKG, secara umum tren kenaikan suhu permukaan bumi nyata terjadi. Kenaikan tercatat berada di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah.

"Pulau Sumatera bagian timur, Pulau Jawa bagian utara, Kalimantan dan Sulawesi bagian utara mengalami trenkenaikan > 0.3 derajat celcius per dekade," katanya.

"Laju peningkatan suhu permukaan tertinggi diketahui terjadi di Stasiun Meteorologi Temindung, Kalimantan Timur (0.95 derajat celcius per dekade), sedangkan laju terendah terdapat di Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin, Bima (0.01 derajat celcius per dekade). Suhu udara permukaan di wilayah Jakarta dan sekitarnya meningkat dengan laju 0.40 - 0.47 derajat celcius per dekade," sambungnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya