TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Suka Duka Tim Baznas Penjemput Jenazah Isoman COVID-19

Ada jenazah COVID-19 yang sudah keluarkan bau dan cairan

Ilustrasi ruang isolasi COVID-19. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Jakarta, IDN Times - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menerjunkan timnya untuk membantu evakuasi pasien COVID-19 meninggal dunia saat isolasi mandiri atau isoman. Total, Baznas memiliki empat ambulans untuk mengevakuasi jenazah di wilayah Jabodetabek.

"Kurang lebih kami sudah evakuasi 60-an jenazah lebih dari Juni ya," ujar Wakil Kepala Baznas Tanggap Bencana Taufik Hidayat kepada IDN Times, Rabu (21/7/2021).

Masing-masing tim melibatkan tiga orang. Mereka bekerja secara shift selama 24 jam. Bagaimana kisah mereka menjadi relawan penanganan COVID-19 dan suka duka mereka di lapangan?

Baca Juga: Perjuangan Tim Pemulasaran Jemput Jenazah Isoman COVID di Gang Sempit

1. Evakuasi jenazah di rumah susun

BPBD Kota Bekasi evakuasi jenazah COVID-19 yang sedang melakukan isoman di rumah. (dok. BPBD Kota Bekasi)

Tim pemulasaran jenazah Baznas sempat mengalami kesulitan saat mengevakuasi jenazah di rumah susun atau rusun. Selain itu, tim juga sering mengalami kesulitan saat menjemput jenazah di gang sempit.

"Kami pernah evakuasi di rumah susun lantai empat, kami sempat kesulitan juga," ucap Taufik.

Kesulitan utama tim penjemput jenazah Baznas yakni ketika mereka harus meniti tangga gedung. Sebab, petugas menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap sambil membawa jenazah.

"Luar biasa, harus meniti tangga demi tangga sampai bawah," kata Taufik.

Baca Juga: Jokowi Akan Tambah 2 Juta Paket Obat Gratis untuk Pasien Isoman

2. Kondisi jenazah baru dievakuasi setelah beberapa jam kematian

Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 memakamkan jenazah pasien positif COVID-19 (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

Tim pemulasaran jenazah Baznas juga sering mengevakuasi jenazah beberapa jam setelah kematian. Hal itu karena pihak keluarga baru meminta pertolongan kepada tim.

"Ada yang meninggalnya jam 1 dini hari, telepon ke kami jam 7 malam, ada yang meninggalnya jam 3 dini hari, telepon ke saya nya jam 2 sore," cerita Taufik.

Alasan keluarga baru menghubungi tim Baznas setelah beberapa jam kematian, lantaran sudah membuat laporan ke puskesmas setempat. Namun, ada antrean sehingga jenazah tak kunjung dievakuasi.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya