TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menag: Moderasi Kunci Kerukunan dan Toleransi Umat Beragama

Perlu kerja sama semua pihak ciptakan moderasi beragama

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. (dok. Kemenag)

Jakarta, IDN Times - Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas menyebutkan kunci terciptanya kerukunan dan toleransi umat beragama di antaranya, penguatan moderasi beragama. Dia mengatakan, moderasi beragama merupakan salah satu program prioritas Kementerian Agama (Kemenag).

"Moderasi menjadi kunci terciptanya kerukunan, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun bangsa, bahkan di tingkat global. Kerukunan sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa dapat terwujud, manakala masyarakat Indonesia memiliki pemahaman dan praktik keagamaan yang moderat," ujar Yaqut dilansir dari laman Kemenag, Minggu (31/10/2021).

Baca Juga: Menag Beri Hadiah untuk Ibu Neneh yang Mengajar 68 Tahun di Madrasah

1. Perlu ada kerja sama semua pihak untuk menciptakan moderasi beragama

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam Konferensi Pers Peresmian RSPJ Extensi Arafah Asrama Haji Embarkasi Jakarta, Senin (19/7/2021). (youtube.com/Pertamedika Training)

Yaqut mengatakan perlu adanya kerja sama semua pihak untuk menciptakan moderasi beragama. Menurutnya, perlu ada kesabaran, komitmen, dan aktivitas terus-menerus hingga terciptanya umat beragama yang moderat.

"Budaya moderasi perlu terus dikembangkan agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga selamanya," katanya.

Baca Juga: Hari Santri 2021, Menag Apresiasi Pesantren Mampu Hadapi Pandemik

2. Kerukunan beragama sangat penting bagi Indonesia

Keragaman Bangsa Indonesia Bineka Tunggal Ika (IDN Times/Agustiar)

Yaqut mengatakan Indonesia sebagai bangsa besar, kerukunan beragama sangat penting. Banyaknya etnis, budaya, bahasa, agama harus bisa dikelola dengan baik, agar semua dapat berkembang dan saling melengkapi kehidupan yang rukun.

"Masing-masing perlu mendapat ruang untuk berekspresi dan bereksistensi. Melalui ruang itulah dapat dibangun kesadaran hidup bersama, agar tidak tumbuh egoisme yang menganggap diri mereka sebagai ‘kelompok superior’ dan merasa memiliki privilege. Di sinilah pentingnya negara hadir untuk mencegah timbulnya benih-benih perpecahan anak bangsa," katanya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya