TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Narji Gabung PKS, Ini yang Akan Dilakukan di Panggung Politik RI

Narji bergabung dengan PKS pada Desember 2021

Narji gabung PKS (dok. PKS)

Jakarta, IDN Times - Komedian Narji telah resmi bergabung dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Narji mengaku siap unjuk kemampuan di panggung politik Indonesia.

Sebelum tampil di panggung politik, pemilik nama Sunarji Riski Radifan ini mengaku akan terlebih dahulu belajar bersama PKS.

"Saya mau belajar banyak hal di PKS. Partai ini kan seperti pesantren, semua kadernya dididik dan dibina secara rutin, dan saya menyatakan siap mengikuti kegiatan itu semua," ujar Narji dalam keterangannya, Selasa (4/1/2021).

Baca Juga: Komedian Narji Resmi Gabung PKS, Ahmad Syaikhu: Jadi Tambahan Kekuatan

Baca Juga: Demokrat Ungkap Narji Cagur Sudah Masuk Dunia Politik Sejak 2020

1. Narji buka suara pernah beri dukungan moril ke Dudung Abdurachman

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman yang resmi diangkat jadi Komisaris Utama PT Pindad (Dokumentasi PT Pindad)

Narji kemudian buka suara soal dirinya pernah memberi dukungan moril ke Jenderal TNI Dudung Abdurachman, yang pernah mencopot baliho FPI dan Habib Rizieq. Kala itu, Dudung masih menjabat sebagai Pangdam Jaya dengan pangkat Letnan Jenderal TNI.

Pro kontra terhadap pencopotan baliho FPI dan Habib Rizieq itu pun muncul. Narji bersama artis Ibu Kota lainnya memberikan dukungan moril kepada Dudung.

Usai bergabung dengan PKS, Narji berharap semua pihak memaafkannya. Dia mengaku tak ada maksud menyinggung kelompok manapun.

"Saya berharap masyarakat mau memaafkan. Masak masyarakat tidak memaafkan saya. Istri saya saja memaafkan saya yang punya tampang kayak gini," katanya.

2. PKS berharap Narji lebih bisa belajar politik

Logo baru PKS (Dok. PKS)

Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Mulyanto, mendukung permintaan maaf Narji. Menurutnya, Narji harus lebih bisa belajar politik usai bergabung dengan PKS.

"Bang Narji ini kan komedian, jadi masih kurang luwes memahami konstelasi politik. Sejak kecil dia tinggal di Tangerang Selatan dengan masyarakat yang religius. Belajar ngaji di surau dan dekat dengan ustaz dan kiai," ujar Mulyanto.

"Ke depan, Beliau akan banyak belajar politik yang santun dari PKS dan para ustaznya. Kita terharu dan bangga mendengarnya," imbuh Mulyanto.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya