TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Praktisi Minta Guru Ubah Cara Pandang Pembelajaran Usai Pandemik

Teknologi sudah mampu menggantikan peran guru

Ilustrasi sekolah tatap muka (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Jakarta, IDN Times - Para praktisi pendidikan dunia berkumpul secara virtual. Mereka membahas pendidikan anak setelah masa pandemik COVID-19 berakhir.

Acara ini digelar oleh EdHeroes Forum Asia: Indonesia Chapter. Dalam pertemuan virtual itu, ada 90 praktisi dunia membahas mengenai paradigma pendidikan dunia pasca-pandemik COVID-19.

Tema dalam pertemuan ini adalah “Unveil the Future of Education in Asia”. Pertemuan ini merupakan serial panjang dari kegiatan seluruh dunia. Di Asia, acara ini akan digelar di Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Laos, Jepang, India, dan Taiwan.

Baca Juga: Praktisi Pendidikan Dunia Berkumpul, Bahas Dampak Pandemik bagi Anak

Baca Juga: Program Sekolah Penggerak Angkatan ke-2 Targetkan 10.000 Sekolah 

1. Ada hal yang tak bisa digantikan teknologi

Ilustrasi belajar daring dari rumah (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Dalam pertemuan itu, praktisi pendidikan sepakat cara pandang guru harus berubah setelah pandemik berakhir. Sebab, teknologi digital sudah mampu menggantikan peran guru.

Meski demikian, teknologi tidak dapat menggantikan peran guru sepenuhnya. Ada dua hal yang tidak bisa digantikan, yakni motivasi dan karakter yang diberikan guru kepada siswa.

"Saya percaya teknologi tidak menggantikan guru sepenuhnya. Ia hanya sarana untuk membantu pembelajaran," ujar Co-Founder LatihID, Muhammad Nabil Satria, dalam keterangannya, Senin (18/10/2021).

2. Guru tak perlu jadi super pintar, tapi cukup beri motivasi kepada siswa

Ilustrasi PTM terbatas di Kota Bandung. IDN Times/Debbie Sutrisno

Masa pandemik COVID-19 telah memberi ruang kosong bagi dunia pendidikan. Para siswa dihadapkan dengan pembelajaran jarak jauh.

Founder and CEO Global Moonshots in Education, Esther Wojcicki, juga meminta para guru mengubah cara pandang pembelajaran setelah pandemik berakhir. Sebab, ada banyak hal yang perlu disesuaikan.

"Kita perlu bergerak mendampingi siswa. Tak perlu menjadi super pintar, tapi harus bisa memotivasi," kata Esther.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya