TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[WANSUS] Nasib Projo Selepas Jokowi Jadi Presiden

Apakah Projo akan jadi parpol atau tetap berwujud ormas?

Ketua Umum DPP Projo Budi Arie Setiadi saat peluncuran gerakan EWAKO LAWAN COVID-19 di Hotel Anging Mammiri Makassar, Kamis (15/10/2020). IDN Times/Asrhawi Muin

Jakarta, IDN Times - Ormas relawan pendukung Presiden Joko "Jokowi" Widodo, Projo, menegaskan akan tetap setia pada Jokowi hingga masa jabatan sang Presiden berakhir pada 2024. Namun, bagaimana nasib Projo selepas Jokowi tak lagi jadi presiden?

"Biar Projo menjemput takdirnya sendiri, paling tidak Projo dikenang sebagai ormas yang ikut memperjuangkan terwujudnya pemimpin rakyat dengan agenda kerakyatan," ujar Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi, dalam acara Ngobrol Seru By IDN Times, Kamis (12/6/2022).

Budi mengatakan, Projo akan menggelar musyawarah rakyat untuk mencari penerus Jokowi pada 2024. Menurutnya, musyawarah itu dalam rangka menjaring suara rakyat sebanyak-banyaknya. Rencananya, musyawarah rakyat itu akan digelar pada Juli 2022.

"Pak Jokowi dalam Rakernas V kami memerintahkan, coba serap lagi harapan rakyat. Nah kami berpikir menjawab itu, dan mekanisme terbaik dalam menjaring suara rakyat adalah musyawarah rakyat," ucapnya.

Berikut wawancara lengkap IDN Times bersama Budi Arie Setiadi:

Baca Juga: Bagaimana Nasib Projo Bila Jokowi Tak Lagi Jadi Presiden, Jadi Parpol?

Baca Juga: Usul Masa Jabatan Jokowi 2,5 Periode, ProJo Disarankan Jadi Parpol

Pada awal Juni 2022 Projo diundang ke KIB, bagaimana awal mula undangan itu?

Kami kan bersahabat, berkomunikasi dengan seluruh elemen bangsa, termasuk partai politik, dalam hal ini Golkar, PAN, dan PPP, dan kami kebetulan secara pribadi berkomunikasi secara intensif dengan Ketua Umum Golkar, teman-teman Golkar yang lain seperti kolega saya Menpora, kemudian Pak Agus Gumiwang, Mba Nurul Arifin, banyak lah teman saya di Golkar dan sering bertukar pikiran banyak hal.

Yang mengundang secara khusus dari partai politik siapa?
Ya Pak Airlangga, Golkar dan Mba Nurul.

Dalam pertemuan itu, Projo ada ngomongin soal capres gak?
Belum, kan di KIB itu belum mengerucut nama capres dan cawapres, dan saya ditanya bagaimana soal capres dan cawapres itu, saya ikut arahan Pak Jokowi kalau Projo sih. Kita ora kesusu

Adanya pertemuan Projo dan KIB, muncul isu Projo tidak akan setia lagi pada Jokowi?

Ya gak mungkin dong, kita tegak lurus, tunduk pada perintah Pak Jokowi. Kan Pak Jokowi juga Ketua Dewan Projo. Masak kita diisukan tidak loyal, orang kita ke sana (KIB) juga udah izin dulu untuk ke sana.

Respons Pak Jokowi gimana?
Ya lanjutkan saja, koalisi atau kerja sama politik dari semua komponen bangsa, termasuk partai politik yang memiliki hak konstitusi mencalonkan capres dan cawapres, kan bagus-bagus saja. Dan ini hemat kami, manuver KIB ini manuver politik yang cerdas, begitu.

Gak ada omongan soal mengusung Pak Ganjar?
Belum ada

Masa jabatan Pak Jokowi akan selesai di 2024, kalau Projo nanti ingin mengusung siapa?
Kita tunduk apa kata Pak Jokowi, kalau merah kata Pak Jokowi, merah juga Projo, putih kata Pak Jokowi, putih kata Projo, merah putih kata Pak Jokowi, merah putih kata Projo.

Berarti nanti sesuai perintah Pak Jokowi?
Sesuai dengan perintah Pak Jokowi.

Nanti kalau mengusung capres sesuai arahan Pak Jokowi, namanya tetap Projo, Pro-Jokowi?

Gak dong, Projo kan dalam bahasa sansekerta artinya negeri, dalam bahasa Jawa artinya rakyat, artinya Projo adalah kaum yang mencintai negeri dan rakyat. Projo memang diakronimkan Pro Jokowi, tapi kata Projo ini bermakna negeri dan rakyat.

Dalam pertemuan dengan KIB, apakah ada ajakan khusus untuk bergabung?
Belum, begini, ibarat nulis skripsi itu, ini baru pendahuluan, kan ada sistematika berpikir kaidah akademis, pendahuluan, rumusan masalah, analisa, baru kesimpulan. Ini kan baru pendahuluan.

Berarti belum masuk analisis masalah ya?
Belum, rumusan masalah saja belum, kok. Kalau ini ibarat baru jam 3 pagi, subuh saja belum, apalagi fajar.

Harapan Projo apakah ingin Pak Jokowi menjabat 3 periode?
Gini, 3 periode kan secara konstitusi tidak memungkinkan, tapi kan sebagai bentuk aspirasi dan pendapat masyarakat, aspirasi kan gak boleh dilarang, tapi kan konstitusi gak memungkinkan. Kita tunduk konstitusi, Projo tunduk konstitusi.

Berarti ingin Pak Jokowi tiga periode, tapi gak bisa?
Belum tentu, kan semua politik itu memungkinkan. Politik itu kan art posibility. Jadi kita selalu bilang tiga periode itu bukan agenda politik Projo, tapi itu kemungkinan politik yang juga harus kita kalkulasi. Projo dalam Rakernas V kemarin kita akan menggelar namanya musyawarah rakyat untuk mencari duet pelanjut Jokowi di 2024.

Kira-kira siapa pelanjut Jokowi di 2024?
Ya belum dong, ini kan masih ibaratnya perlombaan balapan, ini ibaratnya lap pertama, masih ada 27 lap lagi.

Kira-kira menakar nama siapa?
Jangan, jangan kaget-kaget. Dinamika yang terjadi banyak kejutannya. Karena di 2014 ini ibaratnya track lurusnya banyak, kalau 2024 ini kebanyakan tikungan, dan tikungannya tajam.

KIB mengundang Projo, seberapa besar sih pengaruh Projo untuk gaet suara di 2024?

Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi (Facebook/Budi Arie Setiadi)

Gini, Pak Jokowi itu waktu 2019 perolehan suaranya 85 juta, ini data KPU. Partai pemenang Pemilu seperti PDIP 27 juta, jadi suara sama Pak Jokowi saja ada gap 58 juta. Jadi soal berapa banyak pengaruh Pak Jokowi, menurut saya sangat signifikan pengaruh Pak Jokowi

Berarti suara Pak Jokowi, suara Projo?
Ya pasti dong, Projo kan Pak Jokowi.

PDIP mengkritik Projo ketika menghadiri undangan KIB?
Gak, itu dinamika biasa, ormas diundang kan biasa, kita paham betul undang-undang kita cuma partai politik yang bisa mencapreskan tapi kan bukan berarti demokrasi itu hanya partai politik. Memang partai politik itu pilar demokrasi, tapi kan demokrasi itu harus ada partisipasi publik.

Kembali ke soal tiga periode, kalau Pak Jokowi keinginannya gimana?
Pak Jokowi tegas kan.

Kan di 2022 Beliau hanya bilang taat konstitusi, berarti kalau konsitusinya berubah jadi tiga periode, Jokowi ikut?
Itu kan kemungkinan, kita harus siap-siap saja jangan terkaget-kaget gitu. Politik Indonesia itu kan dinamis, seni kemungkinan

Siap-siap ini maksudnya buat tiga periode?
Apapun yang terjadi, tapi kami dari Projo sudah menyiapkan mekanisme untuk 2024 yaitu dengan menggelar musyawarah rakyat, mencari duet pelanjut Jokowi di 2024, itu mekanisme untuk menjaring sebanyak mungkin suara dari rakyat tentang calon kepemimpinan nasional.

Nama-namanya sudah ada belum?
Belum dong, namanya juga musyawarahnya nanti awal Juli mau gelar. Pak Jokowi dalam Rakernas V kita memerintahkan coba serap lagi harapan rakyat, nah kita berpikir, menjawab itu adalah mekanisme terbaik dalam menjaring suara rakyat, adalah musyawarah rakyat.

Projo statusnya saat ini ormas, mau jadi parpol?
Soal partai ini kan gini, 10 orang ketemu saya, 11 menanyakan kapan Projo jadi partai, saya tanya, memang rakyat perlu partai baru. Kalau Projo mau jadi partai atau tidak, saya katakan biarlah Projo menjemput takdir, menjemput sejarahnya sendiri

Sejauh ini mau jadi ormas saja?
Kita masih jadi ormas

Belum mau jadi parpol?
Tunggu saja. Kan masih dinamika, kan harus menghitung secara detail, menjadi partai politik kan lain logikanya dari ormas. Politik kan kepentingan dan kekuasaan. Mana ada sih orang buat partai politik mau kalah, partai politik kan didirkan untuk merebut kekuasaan secara sah, gak ada partai politik mau kalah. Kalau kita kan yang penting agenda kebangsaan, agenda kerakyatan. Kita tidak berpikir soal kekuasaan tapi bagaimana agenda kebangsaan, agenda kerakyatan kita bisa berjalan.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya