Wapres Sebut Deradikalisasi Harus Terus Dievaluasi
Pelaku bom di Polsek Astana Anyar mantan napi terorisme
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden (Wapres), Ma'ruf Amin memnta program deradikalisasi harus terus dievaluasi. Sebab, pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat merupakan mantan narapidana terorisme (napiter).
"Masalah deradikalisasi itu bukan masalah mudah, itu saya kira dua hal, kita dalam menanggulangi radikalisme ada proses deradikalisasi, maka ada dua langkah, pertama, kontraradikalisasi dilakukan mulai masih SD dilakukan dan melibatkan semua kelembagaan dan instansi dan deradikalisasi," ujar Ma'ruf di Jakarta dalam rekaman yang diterima IDN Times, Jumat (9/12/2022).
"Deradikalisasi harus terus dievaluasi, kalau sudah terus terkena radikalisasi, tidak mudah mengembalikan, paling tidak ada yang bisa berhasil dan ada yang belum. Jadi, memerlukan proses yang panjang," sambungnya.
Baca Juga: Polri: Bom Bunuh Diri di Astana Anyar Berjenis Bom Panci
Baca Juga: Suasana Malam Polsek Astana Anyar Usai Bom Bunuh Diri
1. Perlu ada pembaruan metode deradikaliasi
Oleh karena itu, Ma'ruf meminta perlu ada pembaruan metode deradikalisasi. Sehingga, peristiwa di Bandung tidak terjadi lagi.
"Pembaruan deradikalisasi seperti apa? Sumber dia jadi radikal itu apa? Dia harus benar-benar, ketika melakukan deradikalisasi membalikkan, mencuci pemikirannya melalui dasar-dasar, landasan-landasan dan kalau perlu dalil-dalil bisa mengubah pandangannya, mem-brainwash kembali, menormalisasi, saya kira itu," kata dia.
Baca Juga: Dukungan pada Polisi Lawan Terorisme Bertebaran di Polsek Astana Anyar