TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Geruduk Kertanegara, Puluhan Emak Desak Prabowo Agar Tak Rekonsiliasi

"Kami mau rekonsiliasi asal Prabowo dilantik jadi Presiden"

IDN Times/Muhamad Iqbal

Jakarta, IDN Times - Puluhan emak pendukung Prabowo Subianto melakukan aksi di depan kediamannya di Jalan Kartanegara nomor IV, Jakarta Selatan, Jakarta, pada Jumat (5/7). Dalam aksi itu mereka menuntut junjungannya Prabowo agar tak melakukan rekonsiliasi dengan kubu Joko "Jokowi" Widodo. 

Wah, mengapa ya mereka menuntut agar Prabowo dan Jokowi tidak berekonsiliasi? 

Baca Juga: Ini Putusan Lengkap Majelis Hakim MK yang Tolak Gugatan Prabowo-Sandi

1. Apabila Prabowo bersedia untuk melakukan rekonsiliasi maka sama saja dengan menerima hasil pemilu yang curang

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Orator dalam aksi itu Nuraeni menyebut, apabila Prabowo rekonsiliasi atau menerima kekalahannya, maka itu sama saja dengan menerima hasil pemilu yang curang. Padahal, selama ini mereka menentang hasil pemilu 2019, lantaran mengandung kecurangan terstruktur, sistematis dan massif. 

"Kami tolak rekonsiliasi, kalau Prabowo menerima itu maka sama dengan menerima kecurangan," kata Nuraeni kepada IDN Times.

2. Emak-emak mau terima rekonsiliasi asal Prabowo jadi Presiden

IDN Times/Irfan Fathurohman

Namun, Nuraeni menyebut mereka siap menerima Jokowi dan Prabowo rekonsiliasi asal mantan KPU tak melantik mantan Gubernur DKI Jakarta itu. 

"Emak-emak pendukung Prabowo menolak rekonsiliasi, kecuali Prabowo dilantik jadi presiden," kata dia lagi. 

3. Para emak juga tuntut partai pendukung Prabowo jadi oposisi

IDN Times/Muhamad Iqbal

Selain itu, Nuraeni yang mewakili para emak tersebut meyakini rekonsiliasi bukan hal yang tepat untuk demokrasi. Mereka ingin Prabowo dan partai pendukungnya menjadi oposisi.

"Kami ingin Pak Prabowo tetap jadi oposisi juga partai pendukungnya," kata dia yang diamini oleh puluhan Emak lainnya.

Sementara, dari pantauan IDN Times, para emak tersebut berulang kali dalam aksinya juga menyerukan tentang belum selesainya situng KPU dan penetapan Capres-Cawapres terpilih tanpa menghadirkan kedua belah pihak. Mereka menganggap itu salah satu bentuk kecurangan lain.

"Kami juga minta korban KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) minta diautopsi," kata Nuraeni.

Baca Juga: 2 Kali Kalah dari Jokowi, Ini Perbedaan Sikap Prabowo di 2014 dan 2019

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya