Sejumlah Desa di Aceh Besar Krisis Air, Debit Air Embung Menyusut
Sejumlah desa masih alami kekeringan di musim hujan ini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Aceh Besar, IDN Times - Kekeringan melanda sejumlah desa di Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. Adapun Gampong Lambadeuk menjadi salah satu desa yang paling parah.
Bahkan, kini warganya kesulitan untuk mencari dan mendapatkan air bersih. Tak hanya itu, warga juga tidak bisa bertani maupun berkebun karena lahan mengering dan kekurangan air.
Darma warga Gampong Lambadeuk mengatakan, kekeringan telah terjadi sejak pertengahan tahun 2019 lalu. Bahkan, sawah yang telah ditanam berumur tiga bulan oleh warga pada saat itu, mengalami gagal panen.
“Pokoknya padi sudah tidak bisa tanam lagi, orang mau minum dan mandi juga sudah susah karena sudah kering,” kata Darma, Sabtu (18/1).
Baca Juga: Mengenang Tsunami Aceh 15 Tahun Silam, Nelayan Aceh Libur Melaut
1. Warga harus membeli air atau memasak air sumur
Krisis air membuat warga yang dominan berprofesi sebagai petani dan nelayan ini, mau tidak mau harus mencari alternatif lain untuk mendapatkan air. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menggali sumur lebih dalam agar dapat menemukan sumber mata air baru.
Tak semua warga memiliki uang untuk bisa menggali sumur lebih dalam, sehingga kebanyakan dari mereka memanfaatkan air dari sebuah sumur yang ada di tengah sawah di kawasan desa tersebut selama kemarau panjang melanda. Sumur yang disebut leupon itu menjadi sumber air utama warga sejak 2019.
Darma mengatakan, air sumur itu kemudian dimanfaatkan warga mulai dari mencuci, mandi, bahkan untuk air minum.
“Kalau sekarang (air untuk minum) ada yang beli kalau yang ada duit, kalau gak ada duit ya terpaksa minum air sumur. Masak air sumur gitu,” ujar Darma.
Baca Juga: Mengenang Tsunami Aceh 15 Tahun Silam, Nelayan Aceh Libur Melaut