Sudah Sepekan Ramadan, Omzet Penjualan Peci Masih Sepi
Pembeli rata-rata masih warga setempat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banda Aceh, IDN Times - Syarifah (37) duduk tertegun di kursi kayu. Tangan kirinya tampak menyilang, mendekap tas selempang yang tersandang di tubuhnya. Di sebelahnya, terlihat beberapa meja kayu dipenuhi tumpukan peci atau kopiah serta beragam aksesori kebutuhan ibadah umat Islam bagi kaum Adam.
Sudah enam hari puasa Ramadan berlangsung, namun omzet penjualannya masih belum meningkat.
“Piyoh pak, piyoh! (singgah pak, singgah!)” Ucapnya memanggil warga yang melintas Jalan Teungku Chik Pante Kulu, di belakang Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.
Upayanya pun belum mampu menarik perhatian pembeli. Walau hanya singgah maupun sekedar melihat dagangan milik warga Peuniti, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh tersebut.
Baca Juga: Memesona Banget, 10 Potret Witrie Gita Istri Wakil Bupati Dairi
1. Biasanya pembeli tidak hanya warga lokal, namun juga wisatawan dari luar negeri
Ramadan 1442 Hijriah menjadi tahun kedua dalam balutan suasana pandemik COVID-19. Keadaan ini diakui perempuan yang telah lima tahun menjajakan perlengkapan ibadah kaum Adam itu juga mempengaruhi usahanya.
Sebelum pandemik, ia mengaku penjualannya selama Ramadan bisa mencapai hingga Rp4 juta per hari. Sebab pembeli peci serta aksesori miliknya saat itu tidak hanya warga Aceh saja, melainkan juga diminati wisatawan dalam maupun luar negeri yang sedang berkunjung ke Masjid Raya Baiturrahman.
“Penjualan topi di tahun-tahun sebelumnya Alhamdulillah lancar karena masih banyak tamu-tamu dari luar daerah maupun luar negeri, seperti Malaysia,” ujarnya.
Baca Juga: Kisah Haru Agom, Tukang Becak Medan yang Dijebak Bawa Sabu 45 Kg