Tangis Terpidana Kasus Liwat, Bersimpuh di Kaki Sang Ibu Usai Dicambuk
Sang ibu sempat jatuh tak tahan melihat anaknya dicambuk
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banda Aceh, IDN Times - Wanita paruh baya tampak tertegun tak lama setelah petugas dari Mahkamah Syariah Kota Banda Aceh memanggil nama seorang pemuda berinsial M. Ia adalah salah seorang terpidana kasus liwat atau gay. M lalu masuk dan berdiri di tempat eksekusi cambuk.
Berdiri di antara puluhan warga yang meramaikan Taman Sari Bustanussalatin, Kota Banda Aceh, sesekali ia coba melirik ke arah pemuda yang berdiri di hadapannya itu dari balik hijab abu-abu yang digunakannya untuk menutup mulut dan matanya.
Raut wajahnya berubah tak lama algojo yang sedari tadi berdiri sambil memegang rotan, mencambuk tubuh pria berbaju putih itu untuk pertama kali hingga beberapa kali hitungan selanjutnya. Mimik itu semakin berubah mengikuti ringisan pemuda yang menahan sakitnya hujaman cambuk rotan sang algojo.
Baca Juga: Dua Pria Terjerat Kasus Liwat Dicambuk 77 Kali, Rotan Sempat Patah
1. Rotan patah ketika cambukan ke-14 mendera tubuh M dan tak lama, tubuh wanita paruh baya itu rebah ke lantai
“12, 13, 14.” Petugas dari Mahkamah Syariah Kota Banda Aceh yang memberikan intruksi penyambukan, berhenti sejenak. Ia sepertinya melihat ada sesuatu yang terjadi dengan cambuk sang algojo. “Algojo, mohon segera mengganti dengan rotan yang lain,” memerintah algojo untuk mengganti cambuk rotan yang digunakan.
Jeda pergantian rotan cambuk tadi, ternyata tidak membuat wanita paruh baya yang mengenakan baju hijau muda itu tenah. Malah, ia mulai tampak linglung. Badannya mulai tidak seimbang, bergoyang ke depan dan ke belakang.
Petugas kembali mengintruksikan algojo untuk melanjutkan cambukan ke punggung M. “Algojo siapp! Dilanjutkan dari 15, 16, 17, 18...” Semakin tinggi jumlah hitungan cambuk yang telah dilayangkan ke tubuh pemuda tadi, tubuh wanita itu pun terlihat semakin lemah.
Seiring pedisnya suara hantaman rotan yang mengenai kulit, tiba-tiba tubuh wanita paruh baya tersebut merebah ke kubin. Pelaksana cambuk sempat dihentikan sementara waktu hingga tubuh wanita itu dipindahkan menjauh dari lokasi eksekusi cambuk.