TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Restorasi Terumbu Karang, Kunci Masa Depan Masyarakat Pesisir

90% terumbu karang diprediksi akan musnah tahun 2040-an

Proses restorasi terumbu karang yang dilakukan oleh volunteer dalam program The Big Build yang diinisiasi oleh MARS di Salisi’ Besar - perairan Pulau Bontosua, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Indonesia. 12 Juli 2023. (dok. MARS)

Jakarta, IDN Times - Dengan luas perairan yang mencakup lebih dari setengah luas daratannya sendiri, Indonesia memang pantas disebut sebagai negara maritim. Kawasan yang menyajikan kekayaan sumber daya laut di dalamnya ini, mampu dimanfaatkan dengan beragam cara, mulai dari kegiatan komersil, rekreasi, penelitian, hingga industri.

Namun, sebuah fakta mencengangkan muncul dan membuat kekhawatiran meliputi banyak pihak. Disampaikan lewat Press Conference "The Big Build" yang diinisiasi oleh MARS pada Senin (10/7/2023) di Makassar, bahwa para ilmuwan memperkirakan bila 90 persen terumbu karang akan punah pada tahun 2040-an.

Sontak, hal ini menjadi sebuah peringatan untuk seluruh lapisan masyarakat karena terumbu karang merupakan bagian penting dari ekosistem laut. Tanpa adanya terumbu karang, nelayan akan sulit mendapatkan ikan dan tanpa adanya ikan, masyarakat akan mengalami krisis pangan yang bersumber dari laut.

1. Terumbu karang jadi pusat ekosistem yang bermanfaat bagi konsensus laut, masyarakat pesisir, dan pencegahan abrasi laut

Proses restorasi terumbu karang yang dilakukan oleh volunteer dalam program The Big Build yang diinisiasi oleh MARS di Salisi’ Besar - perairan Pulau Bontosua, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Indonesia. 12 Juli 2023. (dok. MARS)

Sebagai jantung lautan, ekosistem terumbu karang tidak hanya bermanfaat bagi konsensus laut saja, tetapi juga penghidupan masyarakat pesisir. Adanya serangkaian kegiatan yang merusak terumbu karang dapat membuat hilangnya penopang abrasi yang bisa sangat berbahaya bagi penduduk setempat.

Asisten Ekonomi, Pembangunan, dan Kesejahteraan Provinsi Sulawesi Selatan, dr. HM. Ichsan Mustari, M.H.M, dalam Press Conference Peresmian The Big Build di Swiss-Belhotel Losari, Makassar, menegaskan bila kita gak bisa mengabaikan fakta pada terumbu karang menghadapi ancaman yang serius. Bahkan, menurut riset yang dilakukan oleh MARS, diketahui bila 90 persen terumbu karang di Indonesia akan hilang dari kawasan perairan atau laut.

"Kitalah yang bertanggung jawab atas keseimbangan di bumi dan bukan hanya di Indonesia. Terus dijaga agar terpelihara dengan baik sebab ekosistem terumbu karang tidak hanya bermanfaat bagi konsensus laut, tetapi juga penghidupan masyarakat pesisir," ujarnya.

Hal ini, menurut Ichsan, bahkan sudah diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) yang menjelaskan bila masyarakat yang mengelola dan memanfaatkan sumber daya laut juga harus melakukan adaptasi dan mitigasi sumber laut, termasuk di dalamnya pemberdayaan terumbu karang.

Untuk itu, saat ini yang terpenting adalah mengubah perilaku masyarakat dan memberdayakan masyarakat tertentu agar sadar manfaat dari terumbu karang dan mampu memberdayakannya. Bukan hanya memperbaiki, tetapi juga memelihara apa yang telah dibuat.

"Transplantasi dengan restorasi ini harus didorong pemberdayaan masyarakat, bukan hanya pengetahuan atas terumbu karang itu sendiri," tuturnya.

2. Restorasi merupakan kunci keberlangsungan terumbu karang dan penghidupan masyarakat pesisir

Proses restorasi terumbu karang yang dilakukan oleh volunteer dalam program The Big Build yang diinisiasi oleh MARS di Salisi’ Besar - perairan Pulau Bontosua, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Indonesia. 12 Juli 2023. (dok. MARS)

Professor David Smith, MARS Chief Marine Scientist, dalam paparannya mengungkapkan bila Indonesia memiliki variasi terumbu karang terbanyak, sehingga layak disebut sebagai tempat dari perhiasan dunia. Namun, kegiatan merusak karang bisa berdampak sangat buruk bagi lingkungan laut.

"Restorasi menjadi proses yang sangat kompleks sekaligus kunci dari keberlangsungan ekosistem laut. Apalagi, dengan perkiraan 20 tahun ke depan, terumbu karang akan hilang, maka kesempatan untuk memperbaikinya juga akan hilang," katanya.

Setelah melakukan riset, David menuturkan bila ada beberapa tempat di kawasan perairan Indonesia yang mampu memicu pertumbuhan terumbu karang hingga tiga kali lebih cepat. Salah satunya berada di Kepulauan Spermonde, Makassar.

"Salah satu hal penting yang dilakukan MARS pada 2006 adalah melahirkan reef stars sebagai wadah pertumbuhan terumbu karang dan mengetahui bahwa Kepulauan Spermonde mampu membuat terumbu karang tumbuh lebih cepat tiga kali lebih cepat. Maka dari itu, muncul program Hope yang diinisiasi sebagai program restorasi terbesar bertajuk The Big Build 2023 sekarang," terangnya.

Dengan fakta tersebut, Indonesia menjadi nomor satu dalam jejak restorasi global MARS lewat upaya restorasi terbesar yang diakui secara internasional. Secara total, kini ada 64.573 terumbu karang yang sudah direstorasi.

"Di Makassar itu pertumbuhan karangnya lebih cepat. Ada potensi untuk dikembangkan karena sebelumnya ada banyak terumbu karang yang tumbuh. Kita ingin menunjukkan kepada dunia, apa yang perlu dilakukan dan apa yang mungkin dilakukan," imbuh David.

Baca Juga: 10 Koleksi Iris Van Herpen F/W23, Anggun Bak Ratu Laut Masa Depan!

3. Saat ini, Indonesia telah menjadi pelopor upaya pemulihan terumbu karang di dunia

Hope Island yang dibuat untuk program harapan atas terumbu karang di Salisi’ Besar - perairan Pulau Bontosua, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Indonesia. (dok. MARS)

Indonesia telah menjadi pelopor upaya pemulihan terumbu karang di dunia. Kegiatan ini diadakan setelah MARS membuat kemajuan dalam upaya restorasinya di terumbu karang Sheba Hope Grows di Kepulauan Spermonde, Indonesia pada 2021 silam.

Dalam proses restorasi tersebut, pertumbuhan terumbu karang meningkat dari 2 persen menjadi 70 persen. Frank Mars, pemilik MARS, percaya bahwa tindakan kolaboratif akan menjadi "krusial" untuk mendorong restorasi terumbu karang dalam skala besar.

4. MARS mencanangkan kegiatan restorasi terumbu karang tunggal terbesar di dunia yang disebut "The Big Build"

Professor David Smith, MARS Chief Marine Scientist dalam Press Conference Peresmian The Big Build yang diinisiasi oleh MARS di Swiss-Belhotel Losari, Makassar. 12 Juli 2023. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Pendekatan MARS terhadap restorasi terumbu karang sejalan dengan keyakinan perusahaan dalam bekerja dengan komunitas di sekitar lokasi MARS beroperasi. Hal ini dijalani untuk mengembangkan strategi inovatif dan memastikan pertanian dan mata pencaharian lokal yang berkelanjutan.

Sejak 2011, MARS terus mengembangkan dan menyempurnakan metode restorasi ekosistem terumbu karang yang murah dan dapat direplikasi melalui MARS Assisted Reef Restoration System (MARRS). Metode ini didasarkan pada pemasangan jaring reef stars yang berkelanjutan.

Penggunaan struktur baja berlapis pasir berbentuk heksagonal dengan fragmen terumbu karang yang menempel, menutupi bagian puing-puing karang yang tandus. Adanya celah di antara karang hidup yang tersisa di terumbu karang dapat menjadi stimulus tumbuhnya karang baru di sekitar jaring. 

MARS mencanangkan kegiatan restorasi terumbu karang tunggal terbesar di dunia pada tahun 2023 yang disebut sebagai "The Big Build". Melalui gerakan tersebut, MARS bersama para mitra menanam 30.000 fragmen terumbu karang menggunakan 2.000 reef stars dalam waktu empat hari, mulai Selasa (11/7/2023) hingga Jumat (14/7/2023).

"Pada tanggal 10 sampai 14 Juli 2023, MARS melaksanakan kegiatan restorasi tunggal terumbu karang terbesar di dunia untuk tahun 2023, "The Big Build," dengan mengumpulkan mitra konservasi, mitra peneliti, baik dari pemerintah, akademisi, LSM, dan sektor bisnis lainnya. Inisiatif kemitraan berskala besar ini menanggapi krisis laut yang mendesak di dunia yang diperkirakan oleh para ilmuwan akan menghapuskan 90 persen terumbu karang pada tahun 2040-an. Hal ini juga memiliki potensi dampak yang sangat merugikan bagi lebih dari 500 juta orang yang bergantung pada terumbu karang untuk mata pencaharian mereka," ungkap David.

Ini menjadi penegasan bahwa untuk mewujudkan restorasi, tidak lepas dari upaya kolaboratif. Oleh karena itu, MARS bermitra dengan berbagai pihak, mulai dari badan konservasi, peneliti, perguruan tinggi, pemerintah, LSM, dan sektor bisnis. 

Secara global, MARS dan para mitra telah memasang sekitar 60.000 reef stars yang mencakup hampir 900.000 fragmen terumbu karang. Salah satu terumbu karang terbesar di dunia yang telah dipulihkan oleh MARS terletak di Kepulauan Spermonde.

"The Big Build merupakan bagian penting dari ambisi merek makanan hewan peliharaan MARS, SHEBA® yang ingin memulihkan lebih dari 185.000m² terumbu karang, kira-kira seukuran 148 kolam renang olimpiade di berbagai lokasi di seluruh dunia pada tahun 2029. Upaya ini akan melibatkan semua mitra nasional yang terlatih dengan metode MARRS dan akan memberikan pelatihan kepada banyak mitra dari berbagai sektor untuk berkontribusi dalam upaya restorasi massal," lanjutnya.

Inisiatif ini pun bertujuan untuk membantu mempercepat aspirasi bisnis dalam memulihkan lebih dari 185.000 m² terumbu karang di berbagai lokasi di seluruh dunia pada 2029 mendatang. Dengan mengumpulkan para mitra dalam The Big Build, MARS ingin memberikan pelatihan lanjutan kepada peserta untuk membantu meningkatkan kapasitas global dalam melaksanakan praktik dan program restorasi dalam skala besar yang berguna untuk mempercepat laju perubahan yang mungkin terjadi. 

Baca Juga: 5 Filosofi dari Keberadaan Terumbu Karang, Penuh Pelajaran Hidup!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya