TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pertamina Bangun UMKM Asuhannya dengan Pembinaan Go Global

Demi mengenalkan UMKM binaan Pertamina ke mata dunia

UMKM binaan Pertamina/Dok. Pertamina

Jakarta, IDN Times – Pendampingan dan pembinaan UMKM oleh PT Pertamina (Persero) melalui program kemitraan dilakukan secara berkelanjutan. Hal itu dimulai dari kondisi tradisional hingga tercapainya tujuan pembinaan go global. Seluruhnya dilaksanakan dengan teliti agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Prinsip inilah yang juga diterapkan oleh salah satu UMKM mitra binaan Pertamina, yakni Yosephine Erlianie. Pemilik usaha Oniecraft ini terkenal dengan kerajinan papertole atau seni gambar tiga dimensinya yang eksklusif.

“Seni papertole yang saya buat ini, sangat kami jaga kualitasnya dan tidak bisa jika dibuat buru-buru,” ujar Yosephine.

Baca Juga: Bisnisnya Meroket saat Pandemik, Begini Kisah Mitra Binaan Pertamina 

1. Ini cerita UMKM binaan Pertamina

UMKM binaan Pertamina

Yosephine berprinsip, setiap produk yang dibuat harus dikerjakan detail dan teliti. Dengan begitu, hasilnya bisa memuaskan penikmat seni dan pelanggannya. Sejak mengenal karya seni papertole pada 1996, perempuan yang akrab disapa Onie ini berhasil menelurkan ribuan perajin seni papertole melalui kursus-kursus yang diselenggarakannya di berbagai kota. Mayoritas pelatihan itu pun diberikan secara cuma-cuma alias gratis.

Lewat cara itu, Onie ingin lebih banyak orang mengenal kerajinan papertole. Usaha Onie itu terbukti manjur sehingga ia mulai memberanikan diri untuk menjual hasil kerajinannya itu sejak tahun 2000. Target pasarnya sendiri lebih banyak ditujukan ke masyarakat asing atau ekspatriat di Indonesia.

2. UMKM binaan Pertamina ini punya misi melestarikan kekayaan budaya dan sejarah Indonesia

Dok.IDN Times/istimewa

Produk-produk yang dihasilkan Oniecraft ini dipasarkan dengan kisaran harga termurah mulai dari Rp110.000 sampai Rp10 jutaan per item. Tingginya harga yang ditawarkan berdasarkan tingkat kesulitan pembuatan papertole. Dengan harga jual tersebut, dirinya mampu mengantongi omzet bersih sekitar Rp30 juta per bulan.

Selain mengejar profit, alumnus arsitek dari salah satu perguruan tinggi nasional tersebut juga mempunyai misi penting di balik usaha yang dijalani, yakni melestarikan kekayaan budaya dan sejarah Indonesia melalui kerajinan tangan.

”Kesenian papertole ini cukup populer di Eropa. Untuk itu, kita modifikasi dengan bentuk dan ciri khas bangsa supaya Indonesia lebih dikenal dunia, terutama kebudayaannya,” kata Onie.

Baca Juga: Pertamina Jalankan Program Langit Biru untuk Dukung Udara Bersih

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya