TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kurangi Dampak, BMKG Ajak Bangun Sistem Peringatan Siklon Tropis

Kecerdasan buatan yang mengurangi dampak siklon tropis

Ilustrasi siklon tropis (Dok. BNPB)

Jakarta, IDN Times – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengajak para komunitas internasional bergotong royong membangun sistem peringatan dini badai siklon tropis.

Menurutnya, langkah ini penting dilakukan guna mencegah kerugian besar akibat badai tersebut dari segi materil hingga nonmateril.

"Kerja sama ini diharapkan dapat menciptakan zero victim di daerah yang terkena dampak badai tropis," ujar Dwikorita di acara The Tenth WMO International Workshop on Tropical Cyclones (IWTC-10) di Bali, Selasa (6/12/2022), dikutip dari siaran pers.

Siklon tropis merupakan badai yang memiliki kekuatan dengan radius rata-rata jangkauan  mencapai 150 hingga 200 km. Biasanya, siklon ini terbentuk di atas lautan lepas yang memiliki suhu permukaan di atas 26,5 derajat celcius ditambah dengan kecepatan angin pusat lebih dari 63 km per jam.

Baca Juga: Jokowi Minta BMKG Petakan Daerah Bencana 2023

Baca Juga: BMKG Memprakirakan 9 Daerah di Kaltim akan Hujan Lebat dan Petir

1. Fenomena atmosfer yang memiliki dampak besar pada tempat yang dilalui

Siklon Tropis Tiffany dilihat dari Citra Satelit pada 12 Januari 2022, pukul 07.00 WIB. (Dok BMKG)

Dwikorita mengatakan, siklus tropis merupakan sebuah fenomena yang terjadi di atmosfer yang dapat menimbulkan dampak sangat besar kepada setiap tempat yang dilaluinya.

Dampak tersebut bisa berupa angin kencang, hujan deras selama berjam-jam bahkan berhari-hari hingga mengakibatkan banjir, gelombang tinggi di permukaan laut, sampai gelombang badai (storm surge). Tidak hanya kerusakan materil, badai ini juga dapat mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

Menurutnya, pemberian peringatan siklon tropis yang memadai dan akurat merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko dampak siklon tropis. Dwikorita mengatakan, sistem peringatan dini siklon tropis yang kuat dapat diupayakan dengan modernisasi teknologi dan metodologi analisis dan prediksi yang mumpuni.

"Dengan begitu, data yang dihasilkan memiliki tingkat akurasi yang tinggi sehingga dapat memperkuat antisipasi dan tindakan dini dalam mencegah dampak bencana alam akibat siklon tropis," imbuhnya.

Baca Juga: Muncul Siklon Tropis Rai dan Bibit Siklon 97W, Apa Dampaknya bagi RI?

2. Teknologi kecerdasan buatan diharapkan bantu mengurangi risiko dampak siklon tropis

Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengamati pergerakan sikon tropis Paddy yang berada di Samudera Hindia melalui citra satelit Himawari di BMKG Karangploso, Malang, Jawa Timur, Rabu (24/11/2021) (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan tentang prediksi siklon tropis dan peringatan dini pun diharapkan dapat membantu mengurangi risiko dan dampak siklon tropis.

Namun, penerapan teknologi baru ini harus dilaksanakan secara matang dan maksimal. Hal tersebut dikarenakan potensi peningkatan terjadinya siklon tropis relatif mengalami peningkatan secara relatif dari segi frekuensi dan intensitasnya.

"Frekuensi kejadian dan intensitas terjadinya siklon tropis semakin meningkat. Situasi ini juga didorong oleh laju pemanasan global yang cukup kencang. Realitas ini harus menjadi perhatian bersama seluruh komunitas internasional," ujarnya.

Baca Juga: Waspada Gempa Akibat Sesar Lembang, BMKG Lakukan Pemantauan 24 Jam

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya