TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Usir Bahaya Narkoba di SMA, Kurikulum Pencegahan Narkoba Dibuat

Melibatkan komunitas guru dan siswa

Siswa dan siswi SMA tengah berkumpul di sekolah (ShutterStock/Ibenk_88)

Jakarta, IDN Times - Eva Fitri Yanita S.Pd., selaku Kedeputian Bidang Pencegahan BNN mengatakan bahwa, saat ini pihaknya tengah bekerja sama untuk membuat perumusan kurikulum pelaksanaan pencegahan narkoba di lingkungan SMA.

Ia menjelaskan, perumusannya akan melibatkan komunitas guru dan siswa itu sendiri. Diketahui, menurut hasil penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN), pengguna narkoba paling banyak saat ini adalah remaja, tepatnya di level pendidikan tingkat Sekolah Menegah Atas (SMA).

Baca Juga: Kemendikbud Ristek Kembali Buka Pendaftaran Program Sekolah Penggerak

1. Edukasi dapat dilakukan dengan mengerjakan berbagai macam project

Eva Fitri Yanita S.Pd, Kedeputian Bidang Pencegahan BNN. (Dok. Kemendkibud Ristek)

Eva menilai, sosialisasi dapat dilakukan melalui kegiatan di sekolah dan teladan keterampilan hidup sebagai modal dasar peserta didik. Selain itu, edukasi juga dapat dilakukan dengan melakukan berbagai macam project untuk anak-anak SMA.

“Melalui project tersebut membuat mereka percaya diri karena tahu informasi apa yang dibutuhkan dan apa yang harus diinformasikan. Karena jika kita hanya menampilkan jenis dan gambarnya itu sudah banyak dilakukan. Tapi fokus kita adalah bagaimana cara menanganinya,” ujar Eva.

Menurutnya, sebelum mengedukasi dan mendampingi anak-anak terkait bahaya narkoba, guru, tenaga kependidikan, kepala sekolah dan orang tua harus paham terlebih dulu terkait apa saja bahaya penyalahgunaan narkoba. 

“Kenapa tenaga kependidikan dan orang tua harus paham terlebih dulu karena mereka kenal dekat sama dunia anak-anak dan lebih mudah untuk mengedukasinya,” kata Eva.

2. Koordinasi dengan berbagai pihak

Ilustrasi kegiatan belajar mengajar siswa-siswi SMA. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Dalam menghadapi permasalahan narkoba di satuan pendidikan ini, menurut Eva, penting sekali membangun sinergitas. Salah satunya melalui program sekolah bersih narkoba.

Selain membentuk relawan dan mengampanyekan bahaya narkoba, melalui program tersebut tenaga kependidikan juga dapat membuat regulasi.

Karena sejauh ini belum ada bagian-bagian khusus yang membantu menangani pencegahan penyalahgunaan narkoba di usia sekolah dan remaja termasuk di level SMA.

“Nanti pihak sekolah tidak hanya bisa melakukan koordinasi ke pihak berwajib seperti polisi, tapi juga bisa melakukan koordinasi ke BNPB, BNN atau ke dinas Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan. Nah sejauh ini itu belum ada bagian-bagian khusus ke sana di sekolah-sekolah,” tutur mantan pengajar tersebut.

Baca Juga: Kemendikbud Imbau Kampus Negeri Putar Indonesia Raya 2 Kali Seminggu

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya