TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hasil Tangkapan Ikan di Mimika Menurun Akibat Cuaca Buruk

Puluhan kapal berlabuh di Pelabuhan Perikanan Pomako

Puluhan kapal ikan yang berlabuh di pelabuhan Perikanan Pomako karena cuaca buruk, IDN Times/ Istimewa

Timika, IDN Times - Puluhan kapal ikan yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Pomako, Distrik Mimika Timur, Mimika, Papua Tengah memutuskan untuk tidak melaut akibat cuaca buruk. Hal ini pun membuat hasil tangkapan ikan mereka menurun.

Dari data yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), terdapat kondisi cuaca buruk di wilayah perairan Arafura. 

Baca Juga: Sadis, Dua Pemuda di Mimika Perkosa dan Bunuh Remaja di Bawah Umur

Baca Juga: Dampak Cuaca Buruk, Harga Garam di Lombok Timur Naik

1. Cuaca buruk berlangsung sampai akhir Januari

Kapal-kapal diatas 30 GT berlabuh di pelabuhan Pomako karena cuaca buruk, IDN Times/ Istimewa

Koordinator Satuan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Pelabuhan Perikanan Pomako, Haryadi, mengatakan, kondisi cuaca buruk wilayah laut Arafura diprediksi akan terjadi dalam beberapa pekan ke depan. Hal itu pun mengakibatkan banyak kapal yang memutuskan untuk tidak melaut.

Berdasarkan informasi dari BMKG yang disebarluaskan oleh syahbandar dan pihak perikanan, cuaca buruk tersebut diprediksi akan terjadi mulai 15 Januari hingga akhir Januari 2023.

"Cuaca buruk di laut gelombang cukup besar, angin cukup kencang, jadi kapal-kapal secara umum untuk wilayah laut Arafura banyak yang berlindung ke Timika, Dobo, dan Merauke," kata Haryadi saat ditemui di Jalan Trikora, Kelurahan Kwamki Baru, Distrik Mimika Baru, Mimika, Papua Tengah, Senin (23/1/2023).

Baca Juga: Cuaca Buruk, Nelayan Manado Tak Melaut Tiga Minggu, Harga Ikan Naik

2. Cuaca buruk tahun ini lebih parah

Koordinator Satuan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Pelabuhan Perikanan Pomako, Haryadi, IDN Times/ Ricky Lodar

Haryadi menjelaskan, cuaca buruk tahun ini merupakan yang terburuk dari tahun sebelumnya. Apalagi cuacanya sering berubah-ubah dan tidak bisa diprediksi.

Menurut dia, para nelayan memutuskan melaut saat kondisi cerah, tetapi saat sedang berada di tengah laut, cuaca berubah menjadi buruk. Hal ini pun membuat para nelayan memutuskan untuk kembali ke pelabuhan.

"Kalau kita bandingkan dengan 3 atau 4 tahun lalu, cuaca saat itu tidak begitu besar. Tapi sekarang, cuaca sering berubah-ubah, kapal keluar mencari 3 atau 4 hari sudah masuk ke pelabuhan dan mereka lapor gelombang besar dan angin kencang," ujar Haryadi.

Baca Juga: Cuaca Buruk, Pemprov Sulsel Usul Pakai Teknologi Modifikasi Cuaca

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya