TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Profil Partai Keadilan Sejahtera: Sejarah, Visi Misi, dan Hasil Pemilu

PKS didirikan oleh KAMMI, sebelumnya bernama PK

Logo baru PKS (Dok. PKS)

Jakarta, IDN Times - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) awalnya berdiri dengan nama Partai Keadilan (PK) pada 20 Juli 1998. Partai berbasis Islam ini pertama kali didirikan oleh para aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Terbentuknya PKS sendiri terinspirasi dari Ikhwanul Muslimin, salah satu organisasi Islam Sunni yang berbasis di Mesir.

Hitungan bulan setelah terbentuk sebagai parpol, PK menerima tawaran untuk menjabat di Kementerian Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) saat kabinet Pemerintahan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada 20 Oktober 1999 lalu. Berikut profil PKS selengkapnya.

Baca Juga: Profil Partai NasDem, Pengusung Gerakan Restorasi Terlahir dari Ormas

1. PK bertransformasi menjadi PKS

Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) HIdayat Nur Wahid (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)

Pemerintah kala itu menunjuk Nurmahmudi Isma'il selaku Presiden PK sebagai Menteri Hutbun. Karena itu, posisi Nurmahmudi sebagai Presiden PK digantikan oleh Hidayat Nur Wahid pada 21 Mei 2000.

Mengutip laman resmi PKS, pks.id, PK bertransformasi menjadi PKS akibat Undang-Undang Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 1999 yang menetapkan syarat ambang batas parlemen sebesar dua persen. Akhirnya, PK berubah nama menjadi PKS pada 20 April 2002 agar dapat mengikuti Pemilihan Umum (pemilu) 2004.

PKS pun akhirnya menuntaskan seluruh proses verifikasi ke Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia (Depkehham) menjelang Pemilu 2004, tepatnya pada 2 Juli 2003. Sehari kemudian, PK resmi menjadi PKS termasuk anggota dan para kadernya.

Kemudian, Hidayat Nur Wahid terpilih sebagai ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) setelah Pemilu 2004 dan mengundurkan diri dari kursi Presiden PKS. 

Posisi itu digantikan Tifatul Sembiring dalam periode 2005-2010 melalui Sidang Majelis Syuro I PKS pada 26 - 29 Mei 2005. Lalu, Sidang Majelis Syuro PKS II yang digelar pada 16 - 20 Juni 2010, Luthfi Hasan Ishaq terpilih menjadi Presiden PKS Sejahtera periode 2010-2015.

2. Visi misi PKS

Juru bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Pipin Sopian (www.pks.id)

PKS juga memiliki visi dan misi untuk periode 2020-2025. Visi PKS yakni Partai Islam rahmatan lil 'alamin yang kokoh dan terdepan dalam melayani rakyat dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan misinya yaitu seperti berikut:

Meningkatkan pertumbuhan jumlah anggota partai dan mengokohkan integritas, solidaritas, akseptabilitas, profesionalitas untuk menghadirkan kepemimpinan bangsa yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia.

Mengokohkan soliditas partai berskala nasional, mandiri, dan terbuka agar mampu menjalankan fungsi edukasi, advokasi, kaderisasi kepemimpinan, serta menerapkan sistem manajemen partai modern untuk meningkatkan sinergi, kinerja, dan kredibilitas.
Meningkatkan kepeloporan partai dalam pelayanan, pemberdayaan, dan pembelaan terhadap ketahanan keluarga, pemuda, kepentingan masyarakat, dan lingkungan hidup, serta memperkuat kemitraan strategis di berbagai sektor pengabdian untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang produktif, inovatif, dan patriotik.

Memenangkan Pemilu 2024 dan meningkatkan kontribusi partai dalam menggagas dan memperjuangkan kebijakan publik yang berpihak kepada kemaslahatan rakyat, bangsa, dan negara yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta turut berperan dalam pengembangan demokratisasi di kawasan, dan pengembangan kerja sama internasional untuk memperkokoh posisi Indonesia.

3. Hasil Pemilu

Presinde PKS Ahmad Syaikhu (tengah), Sekjen PKS Habib Aboe Bakar (kiri) dan Ketua Bidang Polhukam PKS Al Muzammil Yusuf (kanan) saat berfoto bersama menutup Rapimnas PKS di Jakarta Pusat, Selasa (21/6/2022). (IDNTimes/Melani Putri)

PKS pertama kali mengikuti pemilu pada 1999 dengan perolehan suara sebesar 1,43 juta atau sekitar 1,36 persen dari total suara sah nasional. Hasil perolehan suara ini tidak dapat menempatkan anggota PKS di kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), karena hasilnya kurang dari ambang batas yang ditetapkan. 

Setelah resmi mengubah nama menjadi PKS, perolehan suara partai ini naik drastis yakni sebesar 7,34 persen dalam pemilu 2004. Angka itu terus melonjak menjadi 7,89 persen atau sekitar 8,23 juta suara pada Pemilu 2009. Pada Pemilu 2014 memperoleh 8,46 juta suara atau 6,77 persen dari suara nasional.

Prestasi PKS pun melambung, partai ini meraih suara hingga 11,49 juta atau 8,21 persen pada Pemilu 2019. Jumlah tersebut naik sekitar 3,04 juta suara atau 36 persen dari perolehan di pemilu sebelumnya.

Hal itu menandakan bahwa jumlah tersebut porsinya mencapai 8,7 persen dari total kursi DPR periode 2019-2024. PKS diketahui sudah mendaftar sebagai peserta Pemilu 2024 dan mendapatkan nomor urut 8.

Baca Juga: Profil PKB, Parpol Bentukan Gus Dur dan Kiai-Kiai atas Usulan Warga NU

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya