TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bibit Siklon 99S-90S Ancam Wilayah RI, Ini Daftar Daerah Terdampak

Bibit siklon berdampak terjadi bencana alam dan gelombang

Ilustrasi cuaca ekstrem. (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) memonitor adanya peningkatan intensitas sirkulasi udara dampak sistem Bibit Siklon 99S dan 90S, yang mulai terbentuk di sekitar Laut Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Sumatra.

Pengamatan BMKG, area Bibit Siklon 99S sudah memasuki wilayah tanggung jawab TCWC Australia. Sistem Bibit Siklon 99S memiliki tekanan udara minimum di pusatnya mencapai 1001 mb, dan kecepatan angin maksimum di sekitar pusatnya mencapai 25 knots (46 km/jam).

Baca Juga: Ketahui Tanda-tanda Datangnya Siklon Tropis, Begini Caranya

1. Gelombang atmosfer memperkuat Bibit Siklon 99S

Bibit Siklon Tropis 99S (Dok. BMKG)

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan berdasarkan pantauan citra satelit cuaca Himawari-8 kanal IR, terlihat adanya pumpunan awan awan konvektif yang telah bertahan 12 jam terakhir, dan dari analisis angin per lapisan terpantau pembentukan sirkulasi pada lapisan permukaan hingga menengah.

Pembentukan pola sirkulasi angin yang meningkat menjadi sistem bibit siklon tersebut, kata dia, diperkuat dengan adanya faktor konvektifitas udara yang signifikan di wilayah timur Indonesia sebagai dampak dari aktifnya fenomena gelombang atmosfer, yaitu Madden Julian Oscilation (MJO), Gelombang Kelvin, serta Gelombang ER (Equatorial Rosbby) di wilayah timur Indonesia.

Data model prediksi BMKG menunjukkan pergerakan sistem sirkulasinya menuju ke arah selatan dan menjauhi wilayah Indonesia. Sementara, potensi sistem 99S tersebut untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam periode 24-48 jam ke depan, masih berada dalam kategori Menengah, dengan potensi peningkatan sirkulasi yang semakin terorganisir untuk 72 jam ke depan.

"Suatu kriteria bahwa bibit siklon dapat dikatakan meningkat menjadi siklon tropis, adalah apabila kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai minimal 35 knot (65 km/jam)," kata Guswanto.

Keberadaan sistem sirkulasi tersebut, lanjut Guswanto, dapat membentuk daerah pertemuan dan belokan angin di wilayah Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, sebagian Jawa-Bali, NTB, NTT. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah pusat tekanan rendah dan di sepanjang daerah pertemuan dan belokan angin tersebut.

"Dalam periode 24 jam ke depan, sistem 99S tersebut dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca dan gelombang di wilayah Indonesia," ujar dia.

Kondisi dampak cuaca tersebut beru[a potensi hujan sedang-deras disertai kilat atau petir atau angin kencang, yang dapat berdampak pada potensi terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang, longsor, dan sebagainya.

Berikut wilayah yang berpotensi terdampak Bibit Sikon 99S:
• Bali
• Nusa Tenggara Barat
• Nusa Tenggara Timur
• Sulawesi Selatan
• Sulawesi Tenggara
• Maluku bagian barat daya.

Selain bencana hidrometeorologi, Bibit Siklom 99S juga berdampak pada gelombang setinggi antara 1,25-2,5 meter (Moderate Sea) di perairan sebagai berikut:
• Perairan Kep.Selayar
• Laut Flores
• Perairan utara Kep.Flores
• Laut Sawu
• Perairan Kupang - P.Rotte
• Selat Ombai
• Samudra Hindia selatan NTT
• Perarian Fakfak - Kaimana
• Perairan selatan P. Buru - P. Seram
• Laut Seram
• Perairan Kep. Kei - Kep. Aru
• Laut Arafuru bag. timur

Tinggi Gelombang 2.5 - 4.0 meter (Rough Sea):
• Laut Banda
• Perairan Kep. Sermata - Kep. Tanimbar
• Laut Arafuru bag. tengah

Tinggi Gelombang 4 - 6 m (Very Rough Sea):
• Laut Timor
• Laut Arafuru bagian barat.

Baca Juga: Fakta Unik Nama Siklon Tropis di Indonesia, Seroja Mau Dipensiunkan?

2. Sistem Bibit Siklon 90S

Bibit Siklon Tropis 99S (Dok. BMKG)

Sementara pada waktu yang bersamaan, lanjut Guswanto, sistem Bibit Siklon 90S terbentuk di perairan Samudra Hindia barat daya Sumatra, tepatnya di 13.0°LS 95.9 °BT. Kecepatan angin maksimum sistem 90S mencapai 30 knot (56 km/jam) dengan tekanan udara minimum di sekitar pusatnya mencapai 1003 mb.

"Pantauan citra satelit cuaca Himawari-8 hari ini terlihat adanya peningkatan pumpunan awan selama 12 jam terakhir. Dari analisis angin perlapisan tampak sirkulasi mulai dari lapisan bawah hingga menengah," ujar dia.

Guswanto menjelaskan berdasarkan model prediksi BMKG, intensitas sistem 90S dalam 24 jam ke depan cenderung menunjukkan penurunan dengan pergerakan sistem ke arah barat hingga baratdaya menjauhi wilayah Indonesia.

Sementara itu, potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan dalam kategori Menangah. Dampak Tidak Langsung yang dapat ditimbulkan dari keberadaan Sistem 90S adalah potensi gelombang tinggi 1.25 - 2.5 meter (Moderate) di wilayah;
• Perairan barat Kep. Mentawai
• Perairan P. Enggano - Bengkulu
• Perairan barat Lampung
• Selat Sunda bag. selatan dan barat
• Perairan selatan P. Jawa
• Samudra Hindia barat Sumatra hingga selatan Jawa.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya