Elite Golkar: Orang Jawa atau non-Jawa Puya Hak Sama Jadi Capres
Dikotomi Jawa dan non-Jawa hanya strategi kampanye
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Agung Laksono, mengatakan peraturan perundangan tidak mengatur terkait daerah asal calon presiden (capres). Karena itu, setiap warga negara Indonesia berhak mencalonkan diri menjadi presiden.
"Setiap warga negara Indonesia, baik itu dari Jawa maupun non-Jawa, memiliki hak yang sama untuk bisa menjadi capres," kata Agung Laksono dalam keterangan tertulis, Sabtu (24/9/2022).
Baca Juga: Menko Luhut: Kalau Anda Bukan Orang Jawa, Lupain Ingin Jadi Presiden
1. Dikotomi Jawa dan non-Jawa hanya strategi kampanye
Karena itu, Agung menyerukan, agar semua elite politik dan masyarakat menghindari politik identitas. Menurut dia, dikotomi antara kelompok suku Jawa dan non-Jawa bukan merupakan pendidikan politik yang baik, dalam rangka menghormati kebinekaan serta memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Agung mengatakan masyarakat sudah melihat faktor lain, yakni kredibilitas dan kapabilitas capres sesuai rekam jejak perstasi yang dimilikinya. Faktor kejujuran, kesederhanaan, serta keberpihakan terhadap rakyat, terutama rakyat kecil, menjadi faktor paling penting.
"Dikotomi Jawa dan non-Jawa biasanya dijadikan strategi kampanye untuk meraih suara, mengingat jumlah pemilih di Jawa sangat besar," ujarnya.
Baca Juga: PDIP Persilakan PKS-NasDem-Demokrat jika Mau Usung Anies Jadi Capres