TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kemenkes Tangkal Varian Deltacron dengan Percepatan Vaksinasi

Pemerintah percepat vaksinasi untuk tangkal varian COVID-19

ilustrasi vaksinasi COVID-19 (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, mengatakan pemerintah terus memantau perkembangan varian Deltacron--gabungan mutasi Delta dan Omicron--yang telah terdeteksi di beberapa negara di Eropa.

"Ini masih dimonitor perkembangannya. Karena belum ada bukti terkait peningkatan penularan, keparahan, dan lainnya," kata Nadia dilansir ANTARA, Minggu (13/3/2022).

Baca Juga: Kemenkes Pantau Perkembangan Varian Deltacron, Sudah Masuk Indonesia?

1. Pemerintah terus memantau perkembangan varian COVID-19 dan percepat vaksinasi

Juru bicara vaksin dari Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi (Tangkapan layar YouTube Kemenkes)

Nadia memastikan pemerintah terus memantau perkembangan dan mendorong percepatan upaya vaksinasi COVID-19, guna mencegah penyebaran varian baru virus corona.

"Ya, artinya menghadapi apapun juga potensi penularan, percepatan vaksinasi booster dan primer harus disegerakan," ujar Nadia, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes.

Baca Juga: Ilmuwan Klaim Temukan Varian Deltacron, Gabungan Delta dan Omicron

2. Deltacron pertama kali ditemukan di Eropa

Ilustrasi suasana pandemik COVID-19 di Paris. (ANTARA FOTO/REUTERS/Stephane Mahe)

Sebelumnya, para ilmuwan telah mengonfirmasi keberadaan varian baru COVID-19 yang menggabungkan mutasi varian Omicron dan Delta, dengan kasus yang dilaporkan di beberapa negara Eropa.

Varian tersebut disebut "Deltacron," dikonfirmasi melalui pengurutan genom yang dilakukan para ilmuwan di IHU Mediterranee Infection di Maseille, Prancis. Varian itu telah terdeteksi di beberapa wilayah Prancis.

Kasus varian Deltacron juga ditemukan di Denmark dan Belanda, menurut database internasional Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya