TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

KLHK: Areal Hutan dan Lahan yang Terbakar Meningkat

Karhutla berkurang jika dibandingkan 2014

Ilustrasi petugas gabungan berusaha padamkan Karhutla di PPU (IDN Times/Ervan)

Jakarta, IDN Times - Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan areal hutan dan lahan (karhutla) yang terbakar sepanjang Januari hingga November 2021 mencapai 353.222 hektare, atau bertambah luas dibandingkan areal hutan dan lahan yang terbakar pada 2020, yang luasnya 296.942 hektare.

"Ada sedikit kenaikan. Kenaikan ini terjadi di beberapa provinsi, dua provinsi utama, dan kejadian kebakaran hutan ini terjadi di luar kawasan hutan dan di daerah non-mineral," kata Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dhewanthi dalam acara Refleksi Akhir Tahun 2021, dilansir ANTARA, Kamis (23/12/2021).

Baca Juga: KLHK Klaim Kebakaran di Hutan Konservasi Menurun dari 2016-2020

1. Areal hutan dan lahan yang terbakar umumnya bertambah luas di NTT dan NTB

ANTARA FOTO/Agus Alfian

Menurut data KLHK, areal hutan dan lahan yang terbakar utamanya semakin luas di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Areal hutan dan lahan yang terbakar di NTB pada 2020 tercatat 29.157 hektare dan bertambah luas menjadi 100.908 hektare pada 2021. Sedangkan, di NTT, areal hutan dan lahan yang terbakar luasnya 114.719 hektare pada 2020 dan bertambah luas menjadi 137.297 hektare pada 2021.

 

Baca Juga: Jokowi: RI Siap Bagi Pengalaman Atasi Karhutla dengan Dunia

2. Luas karhutla 2021 berkurang jika dibandingkan 2014

Ilustrasi karhutla (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)

Laksmi mengatakan luas areal hutan dan lahan yang terbakar pada 2021 berkurang 1.547.598 hektare atau 87 persen lebih, jika dibandingkan dengan luas areal hutan dan lahan yang terbakar pada 2014.

Selain itu, Laksmi menyebutkan, kebakaran hutan dan lahan yang terjadi pada 2020 dan 2021 asapnya tidak sampai melintasi batas negara. Dia menekankan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran utamanya harus difokuskan pada kawasan-kawasan yang sering mengalami kebakaran.

"Kita masih harus fokus kepada wilayah-wilayah lain di luar kawasan hutan, terutama di kawasan pertanian dan perkebunan," kata dia.

 

3. KLHK terus dorong teknologi modifikasi cuaca untuk cegah karhutla

Kebakaran hutan dan lahan di Sumsel pada 2019 (Dok. BNPB)

Laksmi mengatakan teknologi modifikasi cuaca akan terus didorong, untuk menjadi bagian upaya pencegahan dan pengendalian karhutla.

"Tahun 2020 dan 2021 telah menunjukkan efektivitas teknologi modifikasi cuaca, untuk mencegah terjadinya kebakaran dan lahan. Daerah-daerah yang sudah diduga akan mengalami kekeringan bisa langsung dibasahi," ujar dia.

"Kita berharap ke depannya teknologi modifikasi cuaca akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan, dalam upaya solusi pengendalian pencegahan kebakaran hutan dan lahan," sambung Laksmi.

Laksmi menjelaskan modifikasi cuaca dimanfaatkan untuk membasahi tanah seperti lahan gambut, untuk menjaga kelembapan dan mengatasi masalah kabut asap akibat kebakaran hutan. Selain itu, dimanfaatkan pula untuk pemadaman api di areal luas dan mengatasi kekeringan di wilayah tertentu.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya