Kubu Prabowo Kritik Pertemuan IMF di Bali, Menkeu Era SBY Angkat Suara
Pertemuan IMF di Bali dianggap mewah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekaligus Pakar Ekonomi Nasional M Chatib Basri menanggapi tentang acara Annual Meeting IMF-World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali, pada 5-8 Oktober 2018. Dia mengomentarai masalah ini di akun media sosial Twitter, @ChatibBasri.
Tanggapan ini menyusul adanya anggapan dari kubu pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, yang menilai cara yang dihadiri 20.000 peserta dari 189 negara ini terlalu mewah. Pemerintah telah menganggarkan dana sekitar Rp 855 miliar yang sudah disepakati bersama DPR RI sejak awal 2017.
Anggaran sebesar itu tidak hanya untuk acara tersebut, tetapi juga untuk membangun fasilitas lain seperti perbaikan bandara di Bali dan sebagainya. Bahkan, pemerintah telah memangkas penghematan untuk anggaran acara ini hingga 40 persen.
Baca Juga: Koalisi Prabowo-Sandi Minta Dana IMF Dialihkan untuk Bencana
1. Pengajuan acara Annual Meeting IMF-World Bank 2018 pada era SBY
Chatib mengatakan acara ini diajukan pemerintah Indonesia pada September 2014, melalui proses yang tidak mudah. Indonesia harus bersaing dengan negara-negara lain serta melalui seleksi dan dilihat kemampuannya. Di Asia saja baru Filipina, Singapura, dan Thailand.
"Ya benar, bersama Bank Indonesia, pemerintah mengajukan diri menjadi tuan rumah pertemuan tahunan Sept 2014. Prosesnya tdk mudah, bersaing dg negar2 lain. Indonesia dipilih menjadi tuan rumah Okt 2015, kalau sy tdk salah," ujar dia, menanggapi pernyataan dari Ketua DPP Partai Demokrat Muhamat Husni Thamrin, Minggu (7/10).
Terkait anggaran, Chatib menyebutkan, baru diputuskan setelah Indonesia diputuskan menjadi tuan rumah penyelenggaraan ini pada Oktober 2015. Besar kecilnya acara ini tentu relatif.
"Ada satu lg pertanyaan ke saya, apakah biayanya diajukan th 2014? Tentu tidak. Indonesia diputuskan menjadi tuan rumah Okt 2015. Setelah itulah baru anggaran disusun. Dan itu terserah Indonesia mau membuatnya besar atau kecil. Sama spt Asian Games juga," ujar dia.
Baca Juga: Ini Beda Dana Pengeluaran untuk IMF Versi Pemerintah dan Oposisi