TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Aktor, Penyanyi, hingga Aktivis Turun ke Jalan Tolak Pelantikan Trump

Penolakan terbesar dalam sejarah pelantikan presiden Amerika Serikat

Drew Angerer/Getty Images via Salon

Tanggal 20 Januari 2017 menjadi hari yang takkan dilupakan warga Amerika Serikat. Di tanggal ini seorang konglomerat bernama Donald Trump dinobatkan menjadi presiden ke-45 Amerika Serikat, menggantikan Barack Obama.

Pada malam sebelum pelantikan, yakni tanggal 19 Januari waktu setempat, Trump beserta keluarganya tampil di depan para pendukungnya di Lincoln Memorial, Washington D.C. Di hadapan ratusan warga yang mayoritas berkulit putih, Trump berjanji, "Kalian takkan dilupakan lagi." Meski seakan di atas angin, Trump harus menghadapi serangkaian protes yang membayangi hari pertamanya menjadi salah satu pemimpin terkuat di dunia.

Baca Juga: [OPINI] Apa Dampak Kemenangan Donald Trump Terhadap Indonesia?

Robert De Niro, Michael Moore, serta Alec Baldwin turun ke jalan di New York untuk memimpin protest anti-Trump.

Getty Images via The Hollywood Reporter

Seperti dilaporkan The New York Times, ketika Trump dan keluarganya berada di atas panggung-- tepat di bawah kaki patung Abraham Lincoln di mana Martin Luther King Jr. pidato I Have a Dream -- dan diiringi Youtube The Piano Guys, beberapa tokoh terkenal seperti artis, Robert De Niro, Michael Moore dan Alec Baldwin mengkritik Trump habis-habisan.

Ketiganya berbicara di podium secara bergantian. Di depan ratusan massa, De Niro yang pernah merilis video yang menyebut Trump "bodoh" dan ingin "meninju wajahnya" membuka protes dengan membacakan sejumlah cuitan jahat tentang Trump. Ia juga berkata,"Trump adalah contoh buruk dari negara dan kota ini."

Setelah De Niro, giliran aktor Alec Baldwin yang mengambil alih panggung. Ia menirukan ekspresi dan perkataan-perkataan Trump dengan nada menghina. Baldwin juga mencemooh pemilihan kabinet Trump. "Orang-orang ini adalah aib, tapi kita masih punya harapan," kata dia. Aktor serial TV 30 Rock ini juga mengingatkan Trump dan wakilnya Mike Pence bahwa mereka tak akan pernah bisa berbuat sesuka hati karena warga New York takkan membiarkan itu terjadi.

Michael Moore, seorang sutradara film dokumenter kenamaan yang juga telah memprediksi kemenangan Trump tak ketinggalan menyampaikan pandangannya. Dikutip dari Variety, Moore berkata kepada warga yang berkumpul,"Situasinya akan lebih buruk. Namun, berita baiknya adalah jumlah kita lebih banyak dari mereka [Trump dan pendukungnya]."

Tak hanya mereka bertiga, aktor Mark Ruffalo, penyanyi legendaris Cher, serta wali kota New York City Bill de Blassio juga hadir dalam protes anti-Trump ini. Ribuan warga New York hadir bersama untuk mendukung satu sama lain, seperti yang akan kita lakukan setiap hari, untuk melindungi nilai-nilai yang kita pegang," ujar Ruffalo. Perlindungan nilai-nilai itu merujuk pada perjuangan layanan kesehatan, keadilan, hak imigran, serta perubahan iklim.

Ratusan demonstran anti-Trump juga diperkirakan akan memadati jalanan di berbagai kota di Amerika pada saat hari pelantikan.

Drew Angerer/Getty Images via Salon

Seperti diberitakan oleh Reuters, ratusan pedemo Trump diprediksi akan turun ke jalan saat upacara pelantikan. Mereka diperkirakan akan berkumpul di kawasan U.S. Capitol (gedung parlemen Amerika) dan melanjutkan protes hingga ke jalanan sekitar Gedung Putih. Hari Kamis kemarin (19/1) kepolisian Washington bahkan sudah mulai bersiap-siap di area dekat Pennsylvania Avenue yang berada di jalan depan Gedung Putih.

Mereka mulai mengorganisir rute jalan serta mengatur pagar-pagar pembatas dan barikade untuk mengamankan aksi protes hari Jumat. Tak hanya mereka yang anti-Trump, pendukung Trump pun diprediksi akan turun jalan sehingga Kementerian Keamanan Dalam Negeri meminta polisi untuk membuat zona terpisah untuk kedua kelompok agar tak timbul pertikaian.

Situs berita NBC News bahkan mendaftar protes-protes yang akan terjadi pada hari Jumat di berbagai kota di Amerika Serikat. Misalnya, komunitas United Against Hate (Bersatu Melawan Kebencian) akan mengadakan aksi damai di kawasan pusat kota Los Angeles pada Jumat siang. Mereka menolak deportasi massal, agresi militer, serta rasisme. Kemudian di Seattle, sejumlah mahasiswa merencanakan aksi walkout dan jalan kaki yang bertema Resist Trump: Occupy Inaguration (Lawan Trump: Ambil Alih Pelantikan).

Lebih dari sepertiga anggota DPR dari Partai Demokrat pun menyatakan memboikot pelantikan Trump.

AP via Fusion

Fusion memberitakan bahwa sejumlah politisi Partai Demokrat yang duduk di DPR Amerika Serikat siap memboikot pelantikan Trump. Misalnya, salah satu politisi, John Lewis, menilai bahwa Trump bukan seorang presiden yang sah karena pemerintah Rusia terlibat dalam memenangkannya. Ia merujuk pada sangkaan bahwa mereka meretas sejumlah data Partai Demokrat untuk membuat Trump unggul. Pejabat Kongres Amerika Luis Gutierrez juga secara terbuka mengumumkan takkan datang ke pelantikan dan memilih berpartisipasi dalam Women's March on Washington.

Anggota parlemen Amerika lainnya menyuarakan hal yang sama bahwa dengan resminya Trump menjadi presiden, banyak kekhawatiran akan keberagaman dan demokrasi di Negeri Paman Sam itu akan terancam. Mereka menilai bahwa keberadaan Trump di Gedung Putih berarti bahwa Amerika Serikat sedang memasuki era kegelapan yang berbahaya, terutama bagi mayoritas warga Amerika itu sendiri.

Baca Juga: Banyak Penolakan, Ini Jumlah Orang yang Diperkirakan Akan Menghadiri Pelantikan Trump

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya