TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jenazah COVID-19 Hampir Tertukar, Begini Tanggapan Wali Kota Bima Arya

Bima Arya ceritakan kronologinya

Personel Satgas Mobile COVID-19 membawa pasien diduga terjangkit virus Corona (COVID-19) di Rumah Sakit Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (11/3/2020) (ANTARA FOTO/Oky)

Bogor, IDN Times - Wali Kota Bima Arya mengevaluasi dugaan kelalaian yang berlangsung di RSUD, hingga mengakibatkan jenazah COVID-19 hampir tertukar. Sebagai ketua Satgas COVID-19 Kota Bogor, dia juga sudah wanti-wanti RSUD supaya jangan sampai kejadian ini kembali terulang.

Menurut Bima hal tersebut lantaran krisis tenaga kesehatan di RSUD Kota Bogor, hingga pelayanan kurang maksimal. Padahal untuk menanggulangi pasien COVID-19 pihak rumah sakit harus memastikan semua protokol berjalan sesuai prosedur.

Baca Juga: Jenazah Pasien COVID-19 Nyaris Tertukar, Ini Penjelasan RSUD Bogor

1. Ada dua pasien yang meninggal bersamaan

Personel Satgas Mobile COVID-19 membawa pasien terjangkit virus Corona (COVID-19) saat simulasi penanganan pasien terjangkit Covid-19 di Desa Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Senin (9/3/2020) (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/wsj)

Bima Arya pada saat kejadian memang terdapat dua jenazah yang meninggal bersamaan di ruangan yang sama. Keluarga tidak bisa menunggu lama, sehingga meminta pihak RSUD segera mengeluarkan jenazah.

“Ketika keluarga meminta, petugas agak lama, karena memastikan semua berjalan lancar sesuai dengan protokol, karena kasus COVID-19,” kata dia.

Karena keluarga mendesak, akhirnya tim forensik yang mengambil ke ruang jenazah. Lantaran tidak ada yang menjaga, akhirnya tim forensik salah mengambil jenazah.

“Ketika dibuka di ruang forensik ternyata salah, dan ditukar kembali, dan pihak RSUD sudah meminta maaf,” kata Bima Arya.

2. Bima Arya evaluasi dua hal

Wali Kota Bogor Bima Arya (IDN Times/Kevin Handoko)

Menyikapi hal tersebut, Bima Arya mengevaluasi dua hal, sehingga kesalahan serupa tidak akan terulang lagi. Krisis tenaga kesehatan juga disebut-sebut sebagai penyebab kelalaian yang terjadi di RSUD Kota Bogor.

“Kami mengevaluasi dua hal, yang pertama ruang jenazah tidak boleh kosong, yang kedua jenazah meninggal harus segera diberi label,” kata dia.

Untuk menyikapi kekurangan nakes di RSUD Kota Bogor, kata Bima Arya, pihaknya juga menyampaikan RSUD sedang melakukan rekrutmen.

Baca Juga: Duh! Jenazah Pasien COVID-19 Ini Nyaris Tertukar di Bogor

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya