KSPI Ungkap 10 Persen Buruh Kena Corona Karena Pabrik WFO 100 Persen
KSPI menilai PPKM Darurat tidak efektif
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintah sedang memberlakukan PPKM Darurat untuk menekan laju penyebaran COVID-19. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, banyak buruh yang positif terinfeksi virus corona. Dia pun menyebut PPKM Darurat tidak efektif.
"KSPI berpendapat, PPKM Darurat yang salah satu metodenya penyekatan, itu tidak efektif. Karena faktanya semua perusahaan-perusahaan pengolahan atau manufaktur, fabrikasi itu masih tetap bekerja 100 persen. Data itu menjelaskan mengapa penyebaran COVID itu sekarang adalah klaster buruh atau klaster pabrik," ujar Iqbal saat konferensi pers secara virtual, Kamis (15/7/2021).
Baca Juga: COVID-19 Tembus 50 Ribu, Luhut Minta Bantuan Tiongkok hingga Singapura
1. Buruh pabrik sulit menerapkan PPKM Darurat karena sistem kerja saling terkait
Dia menjelaskan, buruh yang bekerja di industri pengolahan produk tidak mungkin menjaga jarak (physical distancing). Penerapan WFH (Work From Home) atau WHO (Work From Office), lanjutnya, tidak mungkin juga dilakukan. Hal ini, sambungnya, karena stasiun kerja di industri pengolahan saling terkait.
"Misal stasiun kerja nomor satu, tiba-tiba loncat karena ada WFH dan WFO 50 persen, termasuk stasiun tiga, gak mungkin. Stasiun duanya (lalu) diliburkan, gak mungkin. Jadi kalau proses produksi diliburkan, liburkan semua. Karena dia supply chain, mata rantai yang tidak terputus dalam proses produksi di industri pengolahan," jelasnya.
Baca Juga: Survei: Hampir Separuh Warga DKI Pernah Terpapar Virus Corona
Baca Juga: Kawasan Industri Zona Merah, Luhut Minta Jam Kerja Buruh Diperketat