TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Laporkan Indeks Demokrasi 2020, Airlangga: Kebebasan Sipil RI Menurun

Indeks budaya dan politik juga menurun

Pidato kebangsaan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto (youtube.com/CSIS Indonesia)

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, menyebut sistem demokrasi di Indonesia belum sempurna. Pernyataan Airlangga ini disampaikan saat membacakan rilis The Economist Intellegence Unit (EUI) tentang indeks demokrasi 2020.

"Laporan itu menyebutkan Indonesia berada dalam kategori negara demokrasi yang belum sempurna, seperti negara-negara ASEAN lainnya," ujar Airlangga di YouTube CSIS Indonesia, Selasa (10/8/2021).

Baca Juga: Elektabilitas Airlangga Masih Rendah, Golkar: Dulu Jokowi-JK Rendah

1. Airlangga sebut RI mengalami penurunan dalam hal budaya, politik, dan kebebasan sipil

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Dalam kategori fungsi pemerintahan, Airlangga menyebutkan, Indonesia mendapat skor 7,5 atau cukup bagus. Lalu di aspek elektoral dan pluralisme, dia mengatakan, Indonesia mendapat skor 7,85.

"Demikian pula dalam hal partisipasi politik, kita pada skor 6,11. Kita mengalami penurunan dalam hal budaya, politik, dan kebebasan sipil. Budaya politik sangat penting untuk menopang bagi tumbuhnya demokrasi agar lebih berkualitas. Masih ada penilaian masyarakat kita yang kurang percaya atau bahkan tidak percaya terhadap efektivitas sistem demokrasi," ucapnya.

Baca Juga: Golkar Usung Airlangga Jadi Capres 2024, Pasangan dari Sipil-Militer?

2. Airlangga menyebut demokrasi di Indonesia sudah diakui dunia

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Meski laporan EUI menyebut demokrasi di Indonesia belum sempurna, Airlangga menilai lain. Dia mengatakan Indonesia telah sukses menyelenggarakan pemilihan presiden empat kali. Tak hanya itu, lanjutnya, Indonesia juga telah menyelenggarakan pemilihan kepala daerah dan menghasilkan pemimpin yang memiliki legitimasi kuat.

"Konsolidasi demokrasi kita harus kita tingkatkan kualitasnya. Kita telah diakui dunia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar dunia yang menerapkan demokrasi. Hal ini menunjukkan bahwa Islam dan demokrasi telah memiliki kompatibilitasnya sebagaimana praktik demokrasi di Indonesia," kata dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya