PPP Usul Pemerintah Punya Jubir COVID-19 yang Paham Politik, Kenapa?
Pemerintah perlu menata komunikasi publiknya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengatakan, pemerintah perlu memiliki juru bicara atau jubir COVID-19, untuk memperbaiki komunikasi publik.
Usulan Arsul menanggapi pernyataan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, yang menyebut ada pihak yang menggunakan isu pandemik COVID-19 untuk membangun rasa ketidakpercayaan atau distrust kepada pemerintah.
"Hemat saya, jajaran pemerintahan perlu memiliki jubir yang bukan saja punya convincing ability (atau) kemampuan meyakinkan, tenang, dan simpatik, tetapi juga memahami konteks politik dan teknokratik atas isu-isu yang perlu direspons atau dikomunikasikan kepada publik," kata Arsul saat dihubungi IDN Times, Selasa (27/7/2021).
Baca Juga: Ma'ruf Minta Jangan Ada yang Memanfaatkan Isu COVID Lawan Pemerintah
1. Arsul ingin pemerintah perbaiki komunikasi publiknya
Arsul yang juga sebagai anggota Komisi III DPR ini sependapat dengan Ma'ruf Amin. Dia mengatakan ada yang membangun distrust kepada pemerintah dengan menggunakan COVID-19 melalui media sosial.
"(Distrust) ini bisa kita jumpai di media sosial maupun dalam percakapan di grup-grup komunikasi lainnya seperti WAG (WhatsApp Group). Dalam konteks negara demokrasi hal seperti ini memang tidak terhindarkan," katanya.
Arsul menyebut DPR berusaha agar suara-suara pemerintah yang didegradasi tentang COVID-19 bisa diminimalkan. Namun, kata dia, pemerintah juga perlu memperbaiki komunikasinya kepada masyarakat.
"Maka pemerintah juga perlu terus menata komunikasi publiknya dengan baik. Jangan terus ada statement-statement pejabat yang bertentangan satu sama lain di antara pejabat-pejabat tersebut. Atau yang ditangkap publik kontradiktif dari satu waktu ke waktu lainnya meski berasal dari pejabat yang sama," ungkapnya.
Baca Juga: PDIP: Manfaatkan COVID-19 Buat Distrust ke Pemerintah Itu Zalim