TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Said Aqil: Ada Kiai Tak Percaya COVID-19 dan Sebut Vaksin Pembantaian

Said Aqil sebut sangat bahaya bila kiai tidak percaya COVID

Ketua PBNU Kiai Said Aqil Siradj saat ditemui di Mapolda Jatim. IDN Times/Fitria Madia

Jakarta, IDN Times - Indonesia masih dilanda wabah COVID-19. Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj pun meminta PKB untuk menyadarkan para kiai yang masih tidak percaya adanya COVID-19.

"Bahkan Masya Allah, tolong saya minta dibantu oleh PKB lah. Bagaimana menyadarkan beberapa kiai-kiai, kiai lho ya, beberapa kiai yang masih tidak percaya dengan adanya COVID-19. Masih tidak percaya dengan vaksin, suuzon bahwa vaksin itu merupakan pembantaian massal," ujar Said Aqil saat berbicara di acara Doa dan Syukur 23 Tahun PKB Aksi Melayani Indonesia, di YouTube DPP PKB, Jumat (23/7/2021).

Baca Juga: LAKPESDAM PBNU Minta Jokowi Batalkan Tes Wawasan Kebangsaan KPK

1. Said Aqil sebut kiai yang tidak percaya COVID-19 bukan kiai "kecil"

Ketum PBNU Said Aqil Siradj Jadi Komisaris Utama PT KAI (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Saiq Aqil tidak menyebut siapa nama kiai tersebut. Dia hanya mengatakan kiai yang tidak percaya COVID-19 ini bukanlah kiai 'kecil'.

"Itu masih ada beberapa kiai, ya bukan kiai kecil lagi, bukan kaya yang imam musala, bukan. Yang masih gak percaya COVID-19, masih suuzon dengan kebijakan vaksinasi," ungkapnya.

Baca Juga: PBNU Tolak Perpres Miras karena Bertentangan dengan Al-Quran

2. Said Aqil sebut sangat bahaya bila kiai tidak percaya COVID-19

Ilustrasi corona. IDN Times/Mardya Shakti

Said Aqil ingin agar dia bisa dibantu untuk menyadarkan kiai-kiai yang masih tidak percaya virus corona. Dia menjelaskan, kiai yang tidak mempercayai adanya COVID-19 bisa memengaruhi orang di sekitarnya.

"Ini akibatnya sangat salah, akibatnya sangat parah nanti. Ada orang nanti memahami bahwa NU tidak rasional, atau malah lebih umum lagi nanti, Islam tidak rasional, Islam bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Islam tidak realistis, NU tidak realistis, NU berpikir sangat kuno dan tidak sesuai dengan tuntutan zaman. Seperti itu nanti bahayanya," kata dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya