TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Alasan KPU Coret ICW dan Bambang Widjojanto dari Panelis Debat

Nama Bambang dicoret atas permintaan kubu Jokowi

Mantan pimpinan KPK Bambang Widjojanto [pojok kanan] (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Jakarta, IDN Times - Nama mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto dicoret dari daftar panelis debat capres yang akan digelar pada Kamis, 17 Januari mendatang. Keputusan itu diambil dalam pertemuan yang digelar di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Jumat malam kemarin. 

Nama Bambang dicoret atas permintaan dari kubu paslon nomor urut 01. Namun, menurut Ketua KPU, Arief Budiman, nama Bambang dicoret atas kesepakatan bersama di dalam rapat. 

"Akhirnya, kami memutuskan hanya ada enam panelis. Setelah tadi malam kami bersepakat bersama untuk membahas ini bersama-sama dengan ada Bawaslu dan ada tim paslon nomor urut 01 dan 02. Jadi, ini bukan dicopot, tapi masing-masing calon sepakat agar panelisnya dikurangi," ujar Arief yang ditemui media di Hotel Mandarin Oriental Jakarta Pusat pada Sabtu (5/1). 

Oleh sebab itu, Arief melanjutkan, paslon nomor urut 01 mengurangi satu panelis. Langkah serupa juga diambil oleh paslon nomor urut 02. Satu panelis lainnya yang dicoret adalah Koordinator organisasi Indonesia Corruption Watch (ICW), Adnan Topan Husodo. 

Lalu, apa pertimbangan kedua paslon mencoret kedua nama tersebut? 

Baca Juga: Kubu Prabowo Pertanyakan Dicoretnya Dua Nama Calon Panelis Debat

1. Kubu Jokowi menyebut Bambang Widjojanto sempat berpolemik

IDN Times/Helmi Shemi

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Abdul Kadir Karding mengatakan sejak awal timnya sudah keberatan dengan masuknya nama Bambang Widjojanto ke dalam daftar panelis. Menurut Karding, Bambang berpolemik dan pernah tercatat tersangkut kasus hukum, walaupun kasusnya dideponering oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo. 

"Itu kemudian yang menjadi alasan KPU untuk kemudian dipertimbangkan menghapus (nama Bambang)," ujar Karding melalui pesan pendek kepada IDN Times pada Sabtu (5/1).

Nama Bambang diusulkan sebagai panelis dari tim Prabowo-Sandi. Karena nama Bambang akhirnya dicoret, kubu Jokowi-Ma'ruf juga menarik nama Adnan Topan Husodo yang menjabat sebagai Koordinator organisasi Indonesia Corruption Watch (ICW). 

"Maka usulan dari TKN yaitu Mas Topan juga didrop. Itu yang menjadi alasan kenapa Mas Topan dan Mas Bambang didrop. Itu disepakati oleh semua pihak," kata politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu. 

2. Kubu Prabowo mengklaim tidak mempermasalahkan siapa pun yang menjadi panelis

IDN Times/Irfan Fathurochman

Sementara, anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Habiburokhman, mengatakan selama ini kubunya tidak mempermasalahkan siapa pun yang duduk di sana sebagai panelis. Termasuk dua nama yang akhirnya dicoret oleh KPU. 

BPN pun mempertanyakan mengapa kubu Jokowi-Ma'ruf justru terkesan alergi terhadap dua nama tersebut, yang memiliki rekam jejak anti terhadap korupsi. 

"Kami juga tidak paham dengan pihak sana (Jokowi-Maruf), mengapa seorang yang memiliki integritas tinggi dalam pemberantasan korupsi malah ditakuti. Kalau bersih kenapa risih?" tanya Habiburokhman heran dalam keterangan tertulisnya. 

3. ICW dihubungi oleh KPU melalui telepon bahwa nama Adnan Topan dicoret

IDN Times/Angelia Nibennia Zega

Sementara, Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW), Adnan Topan Husodo mengaku sudah dihubungi oleh KPU bahwa namanya dicoret dari daftar panelis. Ia mengaku tidak mempermasalahkan namanya dicoret dan tidak lagi masuk ke dalam daftar panelis. 

"Sejak awal pun kami juga tidak pernah dihubungi oleh tim TKN 01 walaupun diusulkan oleh mereka. Namun, KPU memang meminta saya untuk menjadi panelis. Jadi, saya menganggapnya permintaan itu datang dari KPU dan bukan TKN," kata Adnan ketika dihubungi IDN Times melalui telepon pada Sabtu (5/1). 

Tapi, menurutnya hal itu lebih baik. Sebab, kalau ICW dihubungi oleh TKN, maka akan terbentuk kesan mereka memihak salah satu kubu. 

Terkait dengan materi yang akan diusulkan oleh ICW di dalam debat capres, Adnan menyebut sudah sempat ada rapat khusus di kantornya yang membahas msalah tersebut. Walaupun sudah tidak lagi ada di dalam daftar panelis, namun ICW tetap akan menyiapkan materi usulan, seandainya diminta oleh KPU. 

"Kami sudah rapat khusus untuk mengidentifikasi kira-kira isu apa yang harus diangkat di dalam debat itu. Nanti, akan kami sampaikan secara tertulis ke KPU walaupun kami sudah dikeluarkan dari daftar panelis," tutur dia. 

4. ICW tidak ingin menduga alasan di balik pencoretan menjadi panelis

IDN Times/Vanny El Rahman

Saat ditanya alasan di balik pencoretan namanya, Adnan mengaku tidak ingin berspekulasi. Ia juga tidak ingin berkomentar soal rumor penyebab namanya dicoret lantaran akan memasukan pertanyaan terkait kelanjutan pengusutan kasus Novel Baswedan. 

Menurut Adnan, seharusnya semua pasangan calon telah menyiapkan diri terhadap apa pun topik dan pertanyaan yang disampaikan di dalam debat nanti. 

"Namanya saja calon dan kita ingin menguji seberapa siap mereka menghadapi tema-tema tertentu dan yang menurut publik urgent untuk dibahas. Soal isu Novel kan baru asumsi saja, karena belum tentu juga kami akan menanyakan pertanyaan itu," kata Adnan. 

Alih-alih berspekulasi, ICW memilih menerima keputusan tersebut dengan besar hati. KPU pun, tutur Adnan, akan mengirimkan surat berisi permintaan maaf kepada ICW karena telah mencoret nama Adnan. 

Baca Juga: Pimpinan KPK Masih Pertimbangkan Hadir Jadi Panelis Debat Capres

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya