Cerita Prabowo Sering Dipuji Negeri Sahabat karena Gabung Jokowi
Prabowo ajak masyarakat bersatu usai pemilu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mewakili Presiden Joko "Jokowi" Widodo membuka Muktamar XVI Persatuan Islam (Persis) di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (24/9/2022). Dalam pidatonya, Prabowo mengingatkan dalam situasi dunia yang tak menentu, persatuan menjadi modal penting.
Menurut Prabowo, kondisi Indonesia saat ini usai digelar pemilu langsung jauh lebih baik dibandingkan negara-negara tetangga. Maka, ia berharap masyarakat tidak terpecah-belah usai pemilu.
"Yang penting, kita harus bersatu. Jangan lihat partai mana, semua partai adalah anak Indonesia. Semua partai punya tanggung jawab pada masyarakat," ujar Prabowo seperti dikutip dari keterangan tertulis hari ini.
Ia pun mengingatkan jelang pemilu, semua pihak agar dapat bersaing dengan sejuk dan sehat. Jangan sampai malah kembali memicu terjadinya perpecahan.
Ia mencontohkan persaingannya dengan Jokowi dalam dua pemilu berturut-turut. Meski semula ia bersaing dengan mantan Gubernur DKI Jakarta itu, tetapi kemudian bisa berakhir harmonis usai pemilu.
"Walaupun kami bersaing, akhirnya kami tetap berangkulan dan masih ketawa. Masih senyum-senyum," tutur mantan Danjen Kopassus itu.
Hal itulah, kata Prabowo, yang menyebabkan koleganya dari sejumlah negara heran dan kagum terhadap Prabowo. Sebab, jarang ada rival politik dalam pemilu mau dirangkul untuk masuk ke kabinet.
"Ini benar, saya keliling dunia sebagai Menhan, saya ketemu tokoh. Mereka mengatakan bingung, bagaimana caranya saya bisa bergabung (ke dalam kabinet)," katanya.
Lalu, apa alasan akhirnya Prabowo bersedia bergabung dalam kabinet Indonesia Maju?
Baca Juga: Prabowo: Saya Bangga Diangkat Jadi Menteri Pertahanan oleh Jokowi
1. Prabowo sebut boleh bersaing saat pemilu, tapi harus bersatu usai pemilu demi kepentingan rakyat
Prabowo mengatakan dalam kontestasi demokrasi, semua pihak dapat melakukan berbagai hal untuk menjadi pemenang. Namun, begitu kompetisi usai, semua pihak harus kembali bersatu.
"Kita boleh bersaing keras di awal. Tapi pas di ujung kepentingan rakyat dan bangsa, tidak mungkin ada kemakmuran tanpa ada perdamaian," tutur dia.
Sementara, dalam program siniar bersama Deddy Corbuzier pada 2021, Prabowo pernah mengisahkan alasannya bersedia bergabung dalam kabinet Indonesia Maju. Ia mengaku cinta Indonesia, sehingga bersedia mengesampingkan egonya sendiri dan para pendukungnya.
"Kalau kecewa, pastilah. Tapi, kita kan komitmennya untuk mengabdi untuk merah putih. Di situ saya juga melihat bahwa di lingkungan Pak Jokowi sendiri banyak yang gak setuju ajak saya jadi Menteri Pertahanan," ungkap Prabowo ketika berbicara dalam program Deddy Corbuzier di kanal YouTube, pada 13 Juni 2021.
Editor’s picks
"Kan pasti ada pertanyaan, ngapain Pak Prabowo ada di sini lagi. Nanti, dia kudeta lagi. Muka gue ini memang muka kudeta kali ya," sambungnya.
Tetapi, menurut Prabowo, yang harus menenangkan para pendukung dan ego bukan hanya pihaknya. Melainkan juga dari pihak Jokowi. Prabowo mengakui tidak mudah merangkul seteru saat pilpres untuk bergabung masuk dalam kabinet.
"Bayangkan ya kalau pemimpin berantem karena egonya dan jabatan. Tapi, karena we both love Indonesia, ya sudah saya dukung Pak Jokowi. Lagi pula, saya bangga jadi Menteri Pertahanan (yang diangkat Jokowi)," kata dia.
Baca Juga: Pengamat: Pasangan Prabowo-Jokowi Rendahkan Martabat Presiden