Eks Pimpinan KPK: Sejak Awal Mata Novel Tak Bisa Sembuh Usai Disiram
Syarif cerita pengalamannya dampingi Novel ke Singapura
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2015 - 2019, Laode M. Syarif mengatakan dokter di Singapura sudah menyebut mata Novel Baswedan tak akan bisa pulih seperti sedia kala. Itu merupakan pernyataan dokter spesialis mata di Singapore General Hospital pada tahun 2017 lalu.
Kalimat itu didengar Syarif, pada 12 April 2017 lalu, seusai perawatan penyidik senior KPK tersebut dipindah ke Singapura. Ia menjadi satu-satunya pimpinan komisi antirasuah yang mendampingi Novel ke Singapura usai disiram air keras.
"Jadi, cacat yang dialami oleh indera penglihatan Novel itu adalah cacat yang permanen. Coba saja, buka kornea palsunya, dia jadi buta total," ungkap Syarif di diskusi virtual Ngobrol Seru IDN Times dengan tajuk "Keadilan dan Hukum Kasus Novel Baswedan" pada Selasa (16/6).
Ketika mendengar diagnosa dokter ketika itu, Syarif mengaku tak sanggup menyampaikannya ke Novel. Namun, dokter di Negeri Singa tetap memberi harapan dengan mengatakan ada kemungkinan indera penglihatannya tidak mengalami buta total.
"Kemungkinan besarnya pakai kornea palsu, lalu diharapkan syaraf itu bisa mengalirkan (oksigen) ke mata," ujar pria yang sempat menjadi pengajar di Universitas Hasanuddin itu.
Lalu, apakah dengan indera penglihatan yang terbatas, Novel berhenti bekerja dan menangkap koruptor?
Baca Juga: Novel Baswedan Minta Dua Terdakwa Penyerangnya Dibebaskan, Kenapa?
1. Novel tetap bekerja sebagai penyidik senior dan memimpin penangkapan buronan Nurhadi
Dihubungi oleh IDN Times secara terpisah, Novel mengakui kondisi penglihatannya yang terbatas turut berpengaruh terhadap pekerjaannya di kantor. Ada begitu banyak dokumen perkara yang seharusnya bisa ia baca sendiri, jadi tidak bisa. Sering kali Novel meminta agar dokumen, termasuk pesan pendek yang masuk ke ponselnya dibacakan oleh orang lain. Sang istri, Rina Emilda, menjadi orang yang kerap membacakan pesan yang masuk ke ponselnya.
Namun, Novel tidak menyerah untuk memburu koruptor. Salah satunya, ketika ia memimpin tim untuk menangkap buronan kelas kakap, mantan Sekretaris Mahkamah Agung, Nurhadi dan menantunya Rezky Herbiyono pada (1/6) lalu.
"Ya, kan yang terbatas itu hanya indera penglihatan. Kan saya masih diberi otak untuk berpikir, tangan dan kaki untuk bergerak. Apa susahnya?" tanya Novel ketika dihubungi melalui telepon pada Selasa (16/6).
Kondisi penglihatannya kini semakin memburuk karena sejak (1/2) lalu kemarin mata kirinya mengalami buta permanen. Sedangkan, mata kanannya hanya bisa digunakan untuk melihat sebanyak 40 persen.
Baca Juga: Novel Baswedan Sindir Janji Jokowi yang Ingin Tuntaskan Kasusnya