Guru Besar: Kakak Asuh Sambo Diduga Dekati Hakim Jelang Sidang
Siapa sosok 'kakak asuh' Ferdy Sambo?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Guru Besar Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran (UNPAD), Muradi, mengajak publik untuk sama-sama mengawal kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dengan tersangka Ferdy Sambo. Sebab, ada indikasi publik mulai lelah mengawal kasus ini lantaran belum masuk ke persidangan.
Sementara, dalang utama pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo, belum berhenti untuk bermanuver agar bisa mendapatkan keringanan hukuman. Salah satunya dengan menggunakan jejaring 'kakak asuh.'
Sosok 'kakak asuh' yang dimaksud Muradi adalah tradisi, di mana terjalin kedekatan antara Sambo dengan perwira aktif di kepolisian dan sudah berstatus purnawirawan. 'Kakak asuh' tersebut adalah pihak yang membantu memuluskan karier Sambo hingga menjadi Kadiv Propam dan memiliki pangkat jenderal bintang dua.
Muradi menambahkan, 'kakak asuh' yang dekat dengan Sambo juga memiliki posisi yang strategis di kepolisian.
"Ini yang sudah saya ingatkan sejak awal Ferdy Sambo ditetapkan sebagai tersangka, karena ada karakter yang ingin mengurangi total sangkaan hukuman mati dari yang bersangkutan," ujar Muradi kepada IDN Times melalui telepon, Rabu 21 September 2022.
"Maka, saya katakan agar kita sama-sama mengawal proses persidangan. Karena 'kakak asuh' ini akan berperan membangun persepsi publik bahwa FS innocent. Ini akan mempengaruhi perspektif hakim dan jaksa," tutur dia lagi.
Muradi mengatakan, peran 'kakak asuh' Ferdy Sambo sudah terlihat sejak awal ia ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mako Brimob. lantas, siapa yang dimaksud oleh Muradi sebagai 'kakak asuh'? Bagaimana cara mereka mengintervensi kasus pidana untuk membantu Sambo?
Baca Juga: Pakar Pidana Ungkap Strategi Ferdy Sambo Agar Lolos dari Hukuman Mati
1. 'Kakak asuh' memiliki pangkat lebih tinggi dan lebih senior dari Ferdy Sambo di Akpol
Muradi menjelaskan, sosok 'kakak asuh' adalah mereka yang memiliki pangkat lebih tinggi dan lebih senior dibandingkan Sambo. Ada pula yang masih aktif dan sudah menjadi purnawirawan di kepolisian.
"Yang pasti di Akpol (Akademi Kepolisian) itu lebih senior," ujar Muradi.
Ia juga menyebut sosok 'kakak asuh' yang sudah purnawirawan ada satu orang. Peran mantan personel Polri itu menjadikan Sambo naik pangkat menjadi jenderal bintang satu, bintang dua hingga menduduki posisi Kadiv Propam.
"Kalau yang belum pensiun, beberapa masih pegang posisi strategis, ya baik di Polda atau di Mabes," tutur dia.
Muradi pun tak menampik salah satu sosok 'kakak asuh' adalah Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) Fadil Imran. Itu sebabnya, kata Muradi, Kapolri pernah menyampaikan tengah menelusuri peran dari tiga Kapolda dalam kasus Sambo, termasuk peran Fadil.
Selain Fadil, dua Kapolda lainnya adalah Kapolda Jawa Timur Irjen (Pol) Nico Afinta dan Kapolda Sumatra Utara Irjen (Pol) R.Z Panca Putra Simanjuntak.
"Saya sih berharap mereka tidak terlibat (dalam kasus Sambo)," katanya.
Mengutip penelusuran dari Majalah Tempo, ketiga Kapolda itu diduga berbagi peran untuk meneruskan cerita soal adanya baku tembak dan pelecehan seksual di rumah dinas Ferdy Sambo. Ia mengatakan, peran 'kakak asuh' ini bukan instruksi dari institusi melainkan untuk melindungi kepentingan personal.
Editor’s picks
Baca Juga: Mahfud ke Komnas Perempuan: Kok Anda Percaya Pengakuan Istri Sambo?