Ironis! Paus yang Mati Terdampar di Wakatobi Makan Sampah Plastik
Jumlah sampah plastik yang ditemukan mencapai 5,9 kilogram
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menggunungnya sampah plastik yang kini berada di laut di Indonesia sudah tidak bisa dianggap persoalan sepele. Setelah sebelumnya, viral foto yang dijepret oleh juru foto Justin Hofman dari organisasi Sea Legacy yang menggambarkan seekor kuda laut dengan sampah cotton bud di ekornya di perairan Sumbawa, kini ada fakta lain yang lebih miris.
Seekor paus terdampar di Pulau Wakatobi pada Minggu (18/11) dalam kondisi membusuk. Yang mengenaskan ada banyak sampah plastik yang ditemukan di dalam perut paus jantan tersebut. Beratnya tidak tanggung-tanggung mencapai 5,9 kilogram sampah plastik. Bahkan, paus tersebut juga sempat menelan sandal jepit dan itu ditemukan di dalam perutnya.
Organisasi pemerhati satwa liar, World Wild Life (WWF) Indonesia yang turut mengabadikan foto paus itu, mengatakan bagian tubuh paus saat ditemukan sudah dalam keadaan tidak utuh.
"Pihak berwenang tidak bisa melakukan nekropsi untuk mengetahui penyebab kematian paus itu," demikian dikutip dari akun Twitter WWF Indonesia pada Senin (19/11) kemarin.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi penumpukan sampah plastik di laut?
Baca Juga: Ngeri! Laut Indonesia Tercemar 150 Juta Ton Sampah Plastik
1. Isi perut paus mulai dari kantong plastik, tali rafia hingga gelas plastik
Foto yang berhasil diabadikan oleh WWF Indonesia sangat mencengangkan. Melalui akun media sosialnya, mereka memaparkan jenis benda yang ditemukan di dalam perut hewan mamalia itu.
"Total ada 5,9 kilogram sampah plastik yang ditemukan di dalam perut paus malang ini! Plastik keras (19 pcs, 140 gr), botol plastik (4 pcs, 150 gr), kantong plastik (25 pcs, 260 gr), sandal jepit (2 pcs, 270 gr), didominasi oleh tali rafia (3,26 kg) dan gelas plastik (115 pcs, 750 gr)," demikian cuit WWF Indonesia pada Senin kemarin.
Mereka juga mengungkap temuan itu bisa berhasil diketahui bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Wakatobi, Balai Taman Nasional Wakatobi, Badan Promosi Pariwisata Daerah, Akademi Kelautan dan Perikanan Wakatobi, WWF, dan masyarakat setempat.
Baca Juga: RI Penyumbang Sampah Plastik Terbesar Dunia, Menteri Susi: Memalukan!