TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jokowi Dijadwalkan Hadiri HUT ke-8 Partai Solidaritas Indonesia 

Giring bakal ikut beri orasi politik

Presiden Joko "Jokowi" Widodo ketika hadir di HUT ke-7 Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada 2021. (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo dijadwalkan menghadiri HUT ke-8 Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang bakal digelar di Djakarta Teater, Jakarta Pusat, Selasa malam (31/1/2023). Ketua DPP PSI Isyana Bagoes Oka mengatakan, Jokowi bakal hadir pada pukul 19:00 WIB dan memberikan orasi politik. 

"Pak Jokowi direncanakan hadir pada acara nanti malam pukul 19:00 WIB dan memberikan sambutan. Acara ini juga akan diikuti oleh ratusan kader dari seluruh Indonesia," ungkap Isyana melalui keterangan tertulis pada hari ini. 

HUT ke-8 PSI juga bakal dihadiri oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Grace Natalie dan Ketua Umum Giring Ganesha. "Keduanya bakal menyampaikan pidato. Apa isinya? Sangat layak untuk ditunggu," kata dia. 

Selain itu, dalam HUT ke-8 nanti malam, PSI juga bakal menghadirkan dua kadernya yakni Badai, mantan personel band Kerispatih dan komika Mongol. "Dijamin nanti malam bakal meriah. Bagi publik umum, silakan menyaksikan di YouTube Partai Solidaritas Indonesia," ujarnya lagi. 

Memasuki usia ke-8 tahun, PSI justru ditinggalkan oleh para kader terbaik yang dulu ikut terlibat dalam pembentukan parpol itu. Siapa saja politikus PSI yang memilih hengkang?

Baca Juga: Keluar PSI, Rian Ernest Gabung Partai Golkar

1. Empat politisi yang memilih hengkang dari PSI

Juru bicara DPP PSI, Rian Ernest (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)

Sejauh ini tercatat sudah ada empat politisi PSI yang memilih hengkang. Mereka adalah Rian Ernest, Michael Sianipar, Tsamara Amany, dan Surya Tjandra. 

Michael diketahui kini berlabuh di Perindo. Sementara, Rian bergabung ke Partai Golkar. 

Sedangkan Tsamara memilih hengkang karena ingin memperjuangkan isu-isu terkait perempuan di luar parpol. Surya memilih pamit lantaran mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Pemilu 2024. 

2. PSI ditinggalkan kader terbaiknya diduga karena berulang kali tak lolos ke Senayan

Tsamara Amany, politikus muda yang memutuskan mundur dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). (Tangkapan layar YouTube Tsamara Amany)

Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, menyebut ada sejumlah faktor penyebab PSI pelan-pelan ditinggalkan kader pentolannya. Pertama, karena PSI tak lolos pileg di Senayan.

"Sepertinya, karena faktor PSI tak lolos ke Senayan meski berulang kali sudah ikut pemilu. Siapa pun elitenya pasti lelah menetap di partai yang tak kunjung lolos parlemen," ungkap Adi kepada media di Jakarta pada Desember 2022. 

Adi menyebut, PSI perlu dirombak total. Termasuk, merombak strategi dan isu politik. Dia memprediksi elite PSI akan semakin banyak yang hengkang ke partai lain bila partai tersebut tak segera berbenah diri. 

"(Faktor kedua) dari segi isu, PSI terlihat sangat konfrontatif, liberal, dan sangat agresif. Itu tak sesuai dengan budaya politik kita yang cenderung moderat," tutur dia. 

Menurut Adi, seharusnya isu yang dibawa PSI lebih soft dan tak membuat gaduh. Faktor ketiga, pembinaan organisasi, dia menilai selama ini belum ada figur kuat dan berwibawa di partai ini. 

"PSI butuh figur kuat berwibawa. Ketum PSI saat ini tak memiliki rekam jejak kuat untuk jadi aktivis politik. Malah yang lebih menonjol sebagai anak band. Wibawa sebagai ketum partai kurang greget," ujarnya. 

Baca Juga: Gabung PSI Jadi Jubir, Cheryl Tanzil: Partai Ini Masih Idealis

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya