Kominfo Klaim Aplikasi Lacak Kontak Pasien COVID-19 Buatan Anak Bangsa
"Aplikasi itu memang mirip TraceTogether Singapura"
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menepis aplikasi yang akan dikembangkan oleh Kementerian BUMN dan Kemenkominfo untuk melacak kontak langsung pasien COVID-19 berasal dari Singapura. Sebelumnya Negeri Singa sudah lebih dulu meluncurkan aplikasi serupa pada (20/3) yang diberi nama TraceTogether. Namun, uniknya Pemerintah Indonesia sempat menyampaikan ke publik akan menggunakan aplikasi serupa untuk melacak kontak langsung yang pernah dilakukan oleh pasien COVID-19.
"Upaya terpadu surveilans COVID-19 menggunakan aplikasi TraceTogether yang dikembangkan oleh operator telekomunikasi dan akan terpasang pada smartphone pasien virus corona," demikian isi keterangan tertulis Menteri Johnny kepada media pada (26/3) lalu.
Namun, pada Jumat (27/3) kemarin, Menteri Johnny meralat keterangan tertulis itu. Ia mengatakan nama aplikasi yang akan digunakan di Indonesia bukan TraceTogether, melainkan PeduliLindungi.
"Nama aplikasi ini yang dalam uji coba dan stressing test dikenal dengan nama sementara PeduliLindungi," kata menteri dari Partai NasDem itu.
Rencananya aplikasi tersebut akan diluncurkan pada pekan depan. Ada kemungkinan bisa saja nama aplikasi itu berubah. Padahal, sebelumnya Singapura sudah menyebut telah merilis source code aplikasi itu secara gratis sehingga developer dari seluruh dunia bisa mengembangkannya dan mengemas sesuai kebutuhan masing-masing.
Di mana bedanya PeduliLindungi versi Indonesia dengan TraceTogether Singapura?
Baca Juga: Terobosan Singapura: Ciptakan Aplikasi Lacak Kontak Pasien COVID-19
1. Aplikasi PeduliLindungi dibuat sesuai dengan kebutuhan warga Indonesia
Dalam wawancara di program Sapa Indonesia Malam yang tayang di Kompas TV pada Jumat (27/3), Menteri Johnny menggaris bawahi aplikasi TraceTogether dengan PeduliLindungi berbeda. Menurut Johnny, aplikasi PeduliLindungi sesuai dengan konfigurasi Indonesia di mana daerahnya terdiri dari puluhan ribu pulau.
"Aplikasi ini yang dikembangkan oleh anak bangsa dibuat oleh developer-developer agar konfigurasinya bisa menjangkau wilayah yang lebih besar dengan penduduk sekitar 270 juta. Sistem dan konfigurasi ini bukan dibeli dari Singapura," kata Johnny semalam.
Ia juga menggaris bawahi developer yang membangun aplikasi itu merupakan asli anak muda Indonesia. Johnny berharap aplikasi itu sudah bisa digunakan dan diinstall di masing-masing ponsel warga Indonesia pada pertengahan minggu depan.
Dengan menggunakan aplikasi itu, maka pemerintah bisa terbantu untuk mendeteksi pergerakan mereka. Sehingga, bila ada satu orang yang kemudian dinyatakan positif COVID-19, pemerintah bisa dengan cepat melacak dengan siapa saja ia melakukan kontak secara langsung.
"Pemerintah bisa melihat apakah ia terpapar di wilayah hotspot atau bukan. Apakah ia terkena di wilayah hijau, kuning atau merah," kata dia lagi.
Editor’s picks
Lalu, bagaimana cara kerja aplikasi yang dibuat oleh Indonesia? Johnny menjelaskan aplikasi itu juga mengandalkan teknologi bluetooth. Sehingga apabila warga yang sudah menggunakan aplikasi itu lalu memasuki kerumunan dan menemukan ada ODP (Orang Dalam Pengawasan), maka aplikasi tersebut bisa memberikan notifikasi.
"Nanti muncul notifikasi agar berhati-hati," ujarnya.
Baca Juga: Lacak Kontak Pasien COVID-19, RI Kembangkan Aplikasi Buatan Singapura