TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Komnas HAM: Saat Diperiksa, Bharada E Akui Tembak Brigadir Joshua 

Komnas HAM bakal lakukan kroscek silang pengakuan Bharada E

Ajudan Irjen Pol Ferdy Sambo, Bhayangkara Dua Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E (kiri) berjalan memasuki ruangan saat tiba di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (26/7/2022). (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Jakarta, IDN Times - Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara mengatakan, dalam pemeriksaan yang berlangsung pada Selasa 26 Juli 2022 lalu, ajudan Ferdy Sambo, Bhayangkara Dua Richard Eliezer atau Bharada E, mengaku menembak Brigadir J di rumah dinas Sambo pada 8 Juli 2022 lalu. Pengakuan itu disampaikan ketika Bharada E diperiksa secara terpisah dengan enam ajudan Sambo lainnya. 

"Dia bilang karena ini situasinya begitu cepat dan dia refleks, lalu hanya berpikir merespons tindakan Brigadir Joshua. Tapi, sekali lagi ini baru pengakuan dari Bharada E," ungkap Beka kepada IDN Times melalui pesan pendek, Jumat (29/7/2022). 

Tim Komnas HAM, katanya, masih perlu untuk mencocokan dan mengkroscek pengakuan Bharada E itu dengan ajudan Sambo lainnya. "Ini kan masih kami analisa (pengakuan para ajudan Ferdy Sambo)," katanya. 

Lebih lanjut, hingga saat ini, tim dari Komnas HAM belum meminta keterangan dari Kadiv Propam nonaktif Irjen (Pol) Ferdy Sambo dan istrinya, P. Kali terakhir Komnas HAM memanggil tim siber dan Puslabfor dari Mabes Polri, mereka mendalami terkait isi kamera CCTV yang sudah disita dan alat komunikasi ketika Brigadir J tewas di rumah dinas Sambo. 

Lalu, apa saja keterangan lainnya yang berhasil diperoleh berdasarkan penelusuran rekaman kamera CCTV dan alat komunikasi?

Baca Juga: Komnas HAM: Brigadir J Masih Hidup Saat Tiba di Duren Tiga

1. Komnas HAM sebut Brigadir J masih hidup saat tiba di rumah Ferdy Sambo di Duren Tiga

Potret Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. (facebook.com/rohani7131)

Sementara, di dalam pemberian keterangan pers, Komisioner Komnas HAM yang lain, Choirul Anam mengatakan, sudah memeriksa lebih dari 20 video dari kamera CCTV yang dibawa oleh tim siber dan Puslabfor Mabes Polri. Rekaman CCTV itu mencakup 27 titik yang menggambarkan situasi dari Magelang hingga kompleks perumahan di Duren Tiga. Selain itu, Komnas HAM juga memeriksa rekaman CCTV yang menunjukkan situasi di Kramat Jati. 

Namun, rekaman CCTV di dalam rumah dinas Ferdy Sambo tidak ada karena kameranya rusak. Di dalam potongan video CCTV itu, terlihat Brigadir J masih hidup ketika tiba di kompleks perumahan Polri di Duren Tiga.

"Di area Duren Tiga, video memperlihatkan ada Irjen Sambo, ada rombongan. Irjen Sambo masuk duluan. Di situ terlihat ada Bu Putri (istri Sambo), ada Joshua. Almarhum Josua masih hidup ketika sampai di Duren Tiga," ujar Anam ketika memberikan keterangan pers, Rabu 27 Juli 2022 lalu. 

"Lalu, ada pula rombongan lain. Mereka juga dalam kondisi hidup dan sehat, tidak kurang dari satu apapun," katanya lagi. 

Pernyataan Anam ini seolah ingin menggugurkan dugaan kuasa hukum keluarga Brigadir J yang menyebut adanya aksi penyiksaan yang berlangsung terhadap personel Polri berusia 27 tahun itu dari Magelang hingga ke Jakarta. Di sisi lain, Komnas HAM juga bakal mendalami kerusakan CCTV di rumah dinas Sambo ketika Brigadir J tewas. Anam menyebut, bakal meminta keterangan dari tim siber dan labor Mabes Polri terkait kerusakaan kamera CCTV itu. 

"Kenapa kok (CCTV) rusak? Sejak kapan rusak? Itu pasti kami tanya," tutur dia. 

2. Sebelum Brigadir J tewas, sempat ada tawa canda di antara ajudan Ferdy Sambo

Suasana rumah dinas Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo di Perumahan Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (29/7/2022) (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Sementara, Anam menjelaskan, sebelum terjadi peristiwa tewasnya Brigadir J pada 8 Juli 2022 lalu, tak ada suasana yang tegang. Bahkan, di antara para ajudan sempat ada suasana tawa.

Informasi itu diperoleh Anam ketika memanggil tujuh ajudan Sambo pada 26 Juli 2022 lalu. Komnas HAM meminta keterangan dari para ajudan secara terpisah dan tanpa pendampingan petinggi Polri.

"Sebelum Jumat itu, kami tarik ke belakang. Kami tarik semua, apa yang terjadi, bagaimana peristiwanya, bahkan kondisinya kayak apa. Misalnya begini, ini kondisinya pakai bercanda, tertawa atau tegang," ungkap Anam. 

"Beberapa orang yang ikut dalam forum itu ngomongnya memang tertawa," tutur dia lagi tanpa menjelaskan konteks cara berbicara tertawa di antara ajudan. 

Baca Juga: Komnas HAM Kantongi Data Siapa yang Ada di TKP Saat Brigadir J Tewas

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya