TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Lembaga Cyrus Network Tantang Prabowo Tunjukan Data Internal 62 Persen

CEO Cyrus Network menantang buka-bukaan data di kampus

(Capres Prabowo Subianto ketika tengah melakukan sujud syukur di depan kediamannya pada 17 April 2019) IDN Times/Irfan Fathurohman

Jakarta, IDN Times - CEO lembaga survei Cyrus Network, Hasan Nasbi menantang kubu capres nomor urut 02 Prabowo Subianto untuk membuka data mentah internal mereka yang menyatakan mereka berhasil meraup 62 persen suara dalam pilpres (17/4). Menurut Hasan klaim tersebut perlu menjadi tanda tanya publik. Apalagi dalam pernyataannya yang disampaikan pada Rabu kemarin, Prabowo ikut mengajak para pengikutnya agar tidak mempercayai hasil hitung cepat yang dirilis oleh beberapa lembaga survei. 

Hasan mengaku tidak mempermasalahkan klaim kemenangan sepihak yang disampaikan oleh mantan Danjen Kopassus itu. Entah, kubu Prabowo menggunakan penghitungan siapa atau dengan dasar apa. 

"Tapi, yang jadi masalah ketika dia dan pengikut-pengikutnya menuduh kami para pollster menggiring opini dan membuat berbagai tuduhan yang tidak pantas terhadap pollster," kata Hasan melalui keterangan tertulis kepada IDN Times pada Kamis (18/4). 

Lalu, dari mana data mentah yang diklaim oleh kubu Prabowo kalau mereka berhasil mendapat suara 62 persen bahkan mengalahkan kubu capres nomor urut 01?

Baca Juga: Pekik Takbir Hingga Sujud Syukur, Prabowo: Kita Sudah Menang

1. Juru bicara BPN menjelaskan angka 62 persen adalah penghitungan real count di semua TPS

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade mengatakan angka 62 persen berasal dari real count dari banyak TPS di Indonesia. Ia mengatakan real count dilakukan di sekitar 800 ribu TPS. Semalam, proses penghitungan baru rampung sekitar 61 persen. 

"Suara Pak Prabowo di real count itu mencapai 62 persen," kata Andre pada Rabu malam (17/4). 

Ia menjelaskan Prabowo menggunakan ahli statistik untuk semakin menguatkan data tersebut. Lalu, siapa ahli statistik yang digandeng oleh Prabowo?

"Saya tidak tahu," kata Andre. 

Ia mengaku tidak berada di lokasi ketika penghitungan real count dilakukan. Namun, ia mendapat informasi angka itu muncul dari hasil penghitungan C1 yang nyata dari TPS. C1 plano adalah catatan yang memuat hasil penghitungan suara. 

2. Prediksi selisih data hasil survei selama ini meleset

(Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Andre Rosiade) IDN Times/Santi Dewi

Ia pun turut menanggapi tantangan dari pihak Cyrus Network untuk membuka data mentah internal yang dimiliki oleh kubu Prabowo. Sayangnya, Andre tidak menjawab tantangan itu. Ia malah meminta publik agar bersabar menanti hasil penghitungan resmi yang dirilis oleh KPU. 

Andre pun tak merasa ada yang keliru dari pernyataan Prabowo agar publik tidak mempercayai hasil prediksi lembaga survei selama ini. 

"Untuk Hasan Nasbi, Anda menyatakan sejak awal Pak Jokowi itu menang di atas 20 persen. Lalu, sekarang di quick count, hasilnya kan selisihnya hanya 9-10 persen," kata Andre kepada media pada Rabu kemarin. 

Jadi, menurutnya, tutur Andre lagi, wajar apabila Prabowo menyebut teman-teman lembaga survei sudah menggiring opini selama berbulan-bulan. 

"Bahkan, itu sudah dilakukan sejak Januari, Februari, Maret dan April. Anda secara massif menyatakan kemenangan dengan selisih 20 persen. Margin errornya besar 8 persen," kata dia lagi. 

3. Cyrus Network keberatan Prabowo menuding lembaga survei telah menggiring opini publik

IDN Times/Irfan Fathurohman

Dalam keterangan tertulisnya, Hasan mengaku tak mempermasalahkan klaim kemenangan sepihak yang disampaikan oleh Prabowo pada Rabu kemarin di depan rumahnya di Jalan Kertanegara. Bahkan, sampai melakukan sujud syukur, sebuah ritual yang lima tahun lalu juga ia lakukan. 

"Yang jadi masalah ketika dia dan pengikut-pengikutnya menuduh kami pollster menggiring opini dan membuat tuduhan yang tidak pantas terhadap pollster. Di sini, capres itu sudah ngajak ribut," kata Hasan. 

Apalagi, Hasan melanjutkan, Prabowo juga memiliki pollster pendukung yang juga tayang di media nasional. Toh, berdasarkan hasil dua pollster yang dituding Hasan berpihak ke Prabowo, angka yang dirilis juga tidak jauh berbeda. 

"Tapi, tetap saja mereka menuduh kami telah melakukan yang enggak-enggak," kata dia. 

Menurut Hasan, Prabowo bisa saja untuk tidak perlu membuat pernyataan bahwa dia kalah dengan mengajak pengikutnya menunggu hasil penghitungan resmi dari KPU. 

"Karena sejak awal pollster sudah membuat disclaimer hasil hitung cepat bukan hasil resmi penghitungan KPU," tutur Hasan lagi. 

Baca Juga: Dua Kali Orasi, Prabowo Tidak Didampingi Sandiaga dan AHY, Kenapa?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya