Mahasiswa UI Tuntut Biaya Kuliah Diturunkan Selama Pandemik COVID-19
Protes mahasiswa bergema dengan tagar #UIBergerak
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sejumlah mahasiswa Universitas Indonesia menyatakan keberatan terhadap Uang Kuliah Tunggal (UKT) mereka yang tidak mengalami penyesuaian di tengah pandemik COVID-19. Padahal, selama pandemik COVID-19 semua kegiatan perkuliahan berlangsung secara virtual sejak Maret lalu.
Salah satu mahasiswa UI, Alif Vito mengaku keberatan bila biaya kuliah di semester ganjil tahun ajaran 2020/2021 mendatang tetap menggunakan standar biaya yang sama. Alif sendiri merupakan mahasiswa FISIP tahun 2018 yang diharuskan membayar biaya kuliah senilai Rp5 juta per semester.
"Sementara, untuk fakultas yang paling mahal, rata-rata UKT nya itu Rp10 juta per semester," ungkap Vito yang dihubungi IDN Times melalui telepon pada Senin (6/7/2020).
Namun, ia menyebutkan kemampuan setiap mahasiswa di tiap fakultas berbeda, sehingga tak semua mahasiswa sanggup membayar uang kuliah di masa pandemik. Sebab, ada sebagian dari orang tua mahasiswa yang terdampak pandemik COVID-19 secara ekonomi.
"Kami berharap bahwa gimana caranya, semuanya (biaya kuliah) itu dipotong. Misalnya FIB (Fakultas Ilmu Budaya) dipotong dari semula Rp5 juta per semester menjadi berapa," tutur dia lagi.
Aspirasi agar biaya kuliah diturunkan, kata dia, sudah disampaikan sejak pandemik melanda Indonesia. Namun, malam ini, mahasiswa UI menggelar kampanye khusus di media sosial dengan menggunakan tagar #UIBergerak dan #DiamBukanSolusi. Kampanye itu disuarakan salah satunya sebagai bentuk kekecewaan mereka karena audiensi antara perwakilan mahasiswa dan kampus tidak boleh disiarkan secara daring di akun media sosial BEM. Lalu, bagaimana jalannya pertemuan virtual yang digelar hari ini?
Baca Juga: Mendikbud Keluarkan Aturan Resmi Soal Keringanan Bayar UKT, Apa Saja?
1. Mahasiswa minta biaya kuliah diturunkan karena kegiatan belajar-mengajar dilakukan secara daring
Melalui akun Twitter @BEM_Official, dijelaskan kronologi dan isi dari pertemuan virtual antara perwakilan mahasiswa dengan pihak kampus UI. Menurut BEM, undangan audiensi virtual itu dilakukan secara mendadak dan jumlah mahasiswa yang berpartisipasi dibatasi hanya 15 orang.
Selain itu, semula mereka berpikir audiensi virtual itu bisa disiarkan secara daring di akun media sosial BEM. Namun, pihak rektorat meminta agar pertemuan dilakukan secara tertutup. UI bertindak sebagai host dalam pertemuan virtual tersebut, sehingga hal itu menyebabkan mahasiswa tak bisa merekam video hasil diskusi.
Dalam pertemuan virtual tadi, ada tiga orang yang mewakili pihak kampus yaitu Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Rosari Sale,h, Warek Bidang Keuangan dan Logistik, Vita Silvira serta Direktur Kemahasiswaan UI, Devie Rahmawati.
"Pihak rektorat UI menganggap bahwa pertemuan hari ini sebagai pertemuan privat sehingga tidak bisa dibuka untuk publik. BEM se-UI sedang menekan pihak rektorat UI untuk membuka diskusi ini ke publik. Pihak rektorat menolak permintaan jalannya audiensi yang diajukan oleh aliansi BEM se-UI," demikian cuit BEM di akun Twitternya.
Mahasiswa UI menuntut agar ada pemotongan biaya kuliah selama masa pandemik ini. Salah satu alasannya, kata BEM, dalam pembelajaran daring, banyak fasilitas yang tidak digunakan oleh mahasiswa.
"Sebagai contoh penggunaan laboratorium adalah salah satu hal yang tidak bisa dinikmati walaupun sudah membayar UKT," kata mereka lagi.
Baca Juga: Mahasiswa Cari Mendikbud Viral, Kritik Kuliah Online dan UKT