Menhan Prabowo Bakal Beli Jet Tempur Bekas dari Negara Lain
Jet tempur bekas ini dibeli sambil menunggu ketibaan Rafale
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, berencana membeli jet tempur bekas dari negara lain. Jet tempur bekas tersebut bakal dibeli sambil menunggu ketibaan Dassault Rafale yang bakal mendarat di Indonesia pada 2026. Prabowo meneken nota kesepahaman (MoU) dengan Prancis untuk membeli enam jet tempur Rafale dari rencana 42 unit.
"Kita sudah tanda tangan untuk pesawat Rafale yang datangnya baru tiga, empat atau lima tahun (mendatang). Sementara, kita harus mempunya (alutsista) yang cukup kuat. Pesawat-pesawat kita sedang upgrade dan modernisasi," ungkap Prabowo ketika ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (8/3/2023).
"Kami berencana akan mengakuisisi pesawat-pesawat yang tidak baru, tapi usianya masih muda. Rencananya kami akan ambil beberapa pesawat dari luar negeri yang masih muda," tutur dia.
Pria yang juga menjabat Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan pembelian jet tempur bekas tersebut masih dalam tahap negosiasi. Sementara, sempat santer terdengar jet tempur bekas yang dibidik Indonesia adalah Dassault Mirage 2000-5 milik Angkatan Udara (AU) Qatar.
Juru Bicara Menhan, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan rencana pembelian Mirage milik AU Qatar diharapkan bisa menjadi langkah transisi kekuatan, sebelum enam jet tempur Rafale tiba dari Prancis. Lalu, bagaimana nasib pemenuhan kekuatan pokok mininum (MEF) rencana strategis 2024?
Baca Juga: Indonesia Masih Negosiasikan Pembelian 12 Jet Tempur Bekas dari Qatar
1. Kemhan terus berupaya memenuhi MEF menjadi 70 persen hingga 2024
Sementara, ketika ditanyakan apakah Kemhan optimistis dapat memenuhi target MEF hingga 70 persen pada akhir 2024, Prabowo mengaku tidak terlalu terpaku pada persentase MEF.
Penetapan MEF pada 2024 diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pada 2020-2024, pemenuhan MEF hingga 100 persen pada 2024 merupakan salah satu indikator sasaran untuk menjaga stabilitas keamanan nasional.
Namun, target MEF itu kemudian direvisi menjadi 70 persen pada akhir 2024. Prabowo mengakui keterlambatan itu dipicu situasi krisis dunia akibat pandemik COVID-19.
"Yang paling penting bagi kami adalah persiapan kemampuan operasi kita. Jadi, itu yang kami kejar. Tentunya kami ingin sedekat mungkin ke target 100 persen," kata Prabowo.
Baca Juga: Uang Muka Sudah Dibayar, Jet Tempur Rafale Pesanan RI Baru Tiba 2026