TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pak Jokowi, Seharusnya Anda Rem Keinginan Gibran Ikut Pilkada 2020

Gibran membantah ingin membentuk dinasti politik

Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Jakarta, IDN Times - Terungkap sudah keinginan sesungguhnya putra sulung Presiden Joko "Jokowi" Widodo, Gibran Rakabuming Raka pada tahun 2020. Ia ingin ikut mencalonkan diri sebagai Wali Kota Solo. Kendati peluangnya untuk diusung dari DPD PDI Perjuangan di wilayah Solo sudah tak lagi terbuka, namun Gibran tak kehabisan akal.

Ia berencana hendak maju menggunakan jalur DPP PDI Perjuangan. Peluang itu seolah terbuka usai Gibran menemui sang ketua umum, Megawati Soekarnoputri pada (24/10) lalu. Kepada media, ayah dari Jan Ethes Srinarendra itu mengaku sowan ke Mega. 

"Saya sampaikan keseriusan saya untuk maju (Pilkada Solo). Saya sampaikan juga ke Bu Mega, saya sudah punya KTA PDI-P (kartu tanda anggota PDI-P) dan saya tidak akan maju lewat independen seperti yang dikatakan di Solo kemarin. Itu tidak benar," ujar Gibran ketika itu. 

Keinginan Gibran yang kuat untuk maju jadi calon kepala daerah turut didukung oleh Jokowi. Walaupun mantan Wali Kota Solo itu menyerahkan keputusan tersebut sepenuhnya ke tangan Gibran. 

"Dia kan termasuk anak yang mandiri, mau bisnis ya silakan, mau jualan pisang ya silakan, mau jualan martabak juga silakan. Saya gak pernah larang. Mau terjun ke politik juga silakan. Sebaiknya, tanyakan ke anaknya langsung," ujar Jokowi pada Juli lalu. 

Sikap Jokowi yang tak melarang putranya untuk sementara waktu ikut pilkada seolah memberikan indikasi keluarga itu hendak membangun dinasti politik. Apa komentar Gibran mengenai pendapat tersebut? Apa pula pandangan pengamat soal majunya Gibran sebagai calon kepala daerah?

Baca Juga: Kronologi Gibran Nyalon Tak Diusung PDIP Solo, Nekat Temui Megawati

1. Jokowi seharusnya mengerem keinginan Gibran untuk ikut jadi calon Wali Kota Solo

ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

Dalam pandangan koordinator organisasi Indonesia Corruption Watch (ICW), Adnan Topan Husodo, apabila Jokowi adalah seorang pemimpin yang baik, maka ia akan mengerem keinginan Gibran ikut Pilkada 2020. Akan lebih elok bila Gibran menunggu mantan Gubernur DKI Jakarta itu menuntaskan masa kepemimpinannya sebagai presiden baru ia terjun menjadi calon kepala daerah. 

"Kan bisa saja Pak Jokowi menanyakan kepada anaknya untuk apa ikut pilkada. Selama saya menjabat kan nanti bisa saja itu merusak reputasi saya. Kan, anaknya bisa dibilangin," tutur Adnan kepada IDN Times pada (21/10) lalu. 

Tapi, Adnan melanjutkan, Jokowi akhirnya mengambil sikap sama seperti politikus lainnya yakni membiarkan putranya untuk ikut pilkada di saat ia masih berkuasa. 

"Artinya, kalau ia memiliki kesempatan (agar putranya ikut berkuasa), maka ikut ditempuh," kata dia lagi. 

Adnan tak memusingkan soal peluang kemenangan Gibran dalam pilkada tahun depan. Baginya, ketika Jokowi merestui putra sulungnya terjun ke dunia politik sudah mencerminkan ada hasrat politik yang sudah lama dipendam. 

2. Gibran membantah hendak membentuk dinasti politik

IDN Times / Larasati Rey

Sementara, ketika dikonfirmasi Gibran membantah dengan tegas bahwa ia hendak membangun dinasti politik. Ia berdalih apabila ingin membangun dinasti politik, maka sudah sejak lama ia akan meminta diberi jatah menteri di dalam kabinet ayahnya. 

"Orang bilang, kenapa Mas kamu enggak nunggu Bapak selesai jadi Presiden dulu? Kelamaan. Ya momennya itu sekarang (maju Pilkada)," kata Gibran. 

Padahal, usia Gibran tergolong muda. Artinya, peluang dia untuk ikut pilkada di lain waktu masih memungkinkan. 

Namun, dalam pandangan Gibran, pilkada adalah kontestasi politik. Artinya, keputusan akhir ada di tangan warga Solo. 

"Saya kan bisa dipilih, bisa juga tidak. Bisa kalah, bisa juga menang. Kalau dinasti politik, mungkin saya kemarin minta jadi menteri atau apa saja," tutur dia. 

Ia pun tak membantah dulu sempat tak berminat terjun ke dunia politik. Namun, seiring dengan berlalunya waktu, Gibran mulai dewasa dalam berpikir. Gibran mengaku ingin mengubah pikiran masyarakat bahwa politik tak selamanya kotor. 

"Kalau yang mengubah bukan anak muda tidak akan bisa, karena ini jadi momen anak muda jadi penggerak bukan objek yang digerakan," kata Gibran lagi. 

Baca Juga: PDIP Jateng Buka Kesempatan Gibran Rakabuming Daftar Pilwalkot Solo

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya