Panglima TNI: 4 Pekerja BTS di Papua Bukan Disandera KKB
Panglima TNI minta tak semua hal di Papua dikaitkan KKB
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono, membantah kejadian yang melibatkan empat pekerja BTS (base transceiver station) PT Inti Bangun Sejahtera (IBS) di Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Mereka hanya terjadi perselisihan antar individu. Masyarakat sekitar menuntut supaya dibayar dulu.
"Bukan peyanderaan itu. Kemarin itu mungkin ada utang-utang yang belum terbayar sama mungkin pas pemasangan BTS, masyarakat menuntut supaya dibayar dulu. Sehingga setelah dibayar ya dilepas," ungkap Yudo di Jakarta Utara, dikutip dari kantor berita ANTARA, Selasa (16/5/2023).
Yudo pun meminta kepada masyarakat agar tidak semua peristiwa yang terjadi di Papua kerap dikaitkan dengan aksi KKB. Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) tersebut kembali menegaskan, peristiwa itu bukan penyanderaan oleh KKB.
"Ini bukan KKB yang melakukan itu, tapi masyarakat yang mungkin dulu pernah dipekerjakan atau apa, mungkin bayarannya kurang atau apa. Jadi jangan disamaratakan, dikatakan disandera. Gak, ini bukan penyanderaan," tutur dia.
Pernyataan Yudo berbalik dengan kalimat yang disampaikan Polda Papua. Kapolda Papua Irjen (Pol) Mathius D. Fakhiri mengatakan empat pekerja BTS itu sempat disandera KKB di Bandara Okbab, Pegunungan Bintang. Namun, kini keempat pekerja itu sudah dibebaskan.
Lalu, bagaimana kondisi empat pekerja BTS tersebut?
Baca Juga: 4 Pekerja PT IBS yang Disandera KKB Telah Dievakuasi
1. Korban penyanderaan ada yang dibacok KKB
Lebih lanjut, Irjen Fakhiri mengatakan, keempat pekerja BTS itu diserahkan KKB kepada tokoh agama pada Sabtu sore (13/5/2023). Keempatnya langsung dibawa ke puskesmas untuk diberi perawatan medis.
"Sebab, ada luka akibat bacokan. Update terakhir pendarahan pada korban sudah berhasil dihentikan," kata Fakhiri pada Minggu, 14 Mei 2023.
Ia menjelaskan dari empat pekerja itu, hanya satu orang yang merupakan Orang Asli Papua (OAP). Ia tidak berhasil ditahan lantaran berhasil mengamankan diri ke rumah warga.
Sedangkan, tiga pekerja BTS lainnya sempat dibacok. Namun, ada satu pekerja yang berhasil lolos dan melarikan diri ke puskesmas.
"Yang ditahan hanya dua orang," tutur dia.
Tim negosiasi yang terdiri dari tokoh-tokoh agama dan adat pun diturunkan. Mereka sepakat dengan pelaku untuk melepaskan kedua pekerja, supaya bisa dirawat di puskesmas. Sebab, dua pekerja BTS itu mengalami luka bacok.
Editor’s picks
Baca Juga: Usai Peristiwa Penyanderaan, Pilot Susi Air Ogah Terbang ke Papua