TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Panglima TNI Serahkan Kunci Rumah Ahli Waris Kru KRI Nanggala 402

Pemberian rumah ahli waris adalah instruksi Presiden Jokowi

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (ketiga dari kiri) didampingi Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono (kedua dari kanan) meninjau perumahan bagi keluarga kru KRI Nanggala 402 (Dokumentasi Puspen TNI)

Jakarta, IDN Times - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyerahkan secara simbolis kunci rumah kepada ahli waris kru KRI Nanggala 402 pada 11 November 2021. Total ada 53 unit rumah yang dibangun di area khusus Perumahan Pahlawan Nanggala 402, di Desa Kedung Kendo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Dikutip dari keterangan tertulis dari Mabes TNI, sebanyak 53 unit rumah itu terdiri dari 1 unit rumah tipe 90 dengan luas tanah 320 m² yang diperuntukkan bagi perwira tinggi, 7 unit rumah tipe 72 dengan luas tanah 280 m² bagi perwira menengah.

Lalu, sebanyak 10 unit rumah tipe 54 dengan luas tanah 280 m² bagi perwira pertama, serta 35 unit rumah tipe 45 dengan luas tanah 240 m² bagi prajurit bintara dan tamtama.

"Perumahan ini dibangun di atas tanah seluas kurang lebih dari 2 hektare. Pembangunannya sudah dilaksanakan sejak 23 Agustus 2021. Ditargetkan semua unit rumah hingga infrastruktur perumahan bakal rampung pada 21 Desember 2021," demikian isi keterangan tertulis dari Mabes TNI yang dikutip pada Minggu (14/11/2021). 

TNI menggandeng Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), agar bisa membangun perumahan khusus tersebut. Mengapa Panglima TNI membangunkan rumah bagi ahli waris?

Baca Juga: 11 Potret Haru Keluarga Lepas ABK KRI Nanggala-402 Lewat Tabur Bunga

1. Pembangunan rumah untuk ahli waris kru Nanggala 402 adalah instruksi Presiden Jokowi

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ketika didampingi Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono meninjau perumahan bagi keluarga kru KRI Nanggala 402 (Dokumentasi Puspen TNI)

Hadi menjelaskan perumahan khusus bagi ahli waris kru KRI Nanggala 402 dibangun sesuai dengan instruksi Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada April 2021. Titik lokasi pembangunan rumah ditentukan sendiri oleh ahli waris. 

Selain itu, Jokowi juga menjanjikan kenaikan pangkat satu tingkat kepada 53 awak KRI Nanggala 402 yang dinyatakan tenggelam pada April 2021. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyebut pengorbanan semua awak kapal selam tersebut patut diapresiasi. 

"Kemarin kami juga telah sampaikan bahwa untuk putra-putri bapak ibu sekalian akan diatur oleh negara, agar bisa mengenyam pendidikan hingga di bangku kuliah," kata Jokowi di Sidoardjo pada April 2021 dan disaksikan secara virtual di YouTube Sekretariat Presiden. 

2. Semua jenazah awak KRI Nanggala 402 tetap dibiarkan terkubur di Laut Bali

Deretan fakta Kapal Nanggala-402 yang dinyatakan hilang kontak di utara Bali pada 21 April 2021. (IDN Times/Sukma Shakti)

Sementara, proses evakuasi awak KRI Nanggala 402 resmi dihentikan TNI AL pada Juni 2021. Sebab, titik jenazah diperkirakan berada di kedalaman 838 meter di Laut Bali. Selain itu, badan kapal juga tak bisa diangkat semuanya karena terlalu berisiko. 

Angkatan Laut dari China sebelumnya diketahui mencoba mengangkat bagian anjungan KRI Nanggala-402. Namun, saat hendak ditarik ke permukaan, tali sling putus lantaran beban anjungan lebih berat dari perkiraan. 

Panglima Komando Armada II Laksamana TNI Iwan Isnurwanto dalam jumpa pers pada Mei 2021 mengatakan, untuk bisa mengevakuasi badan KRI Nanggala-402 butuh biaya yang tak sedikit. Tapi, Iwan tak menyebut berapa biaya yang dikeluarkan selama hampir sebulan untuk mengevakuasi kapal selam buatan Jerman itu.

Iwan yang pernah menjadi komando KRI Nanggala-402, hanya menyebut lantaran persahabatan antara TNI AL dan AL negara lain yang erat, maka beberapa negara asing mengulurkan tangan ketika mengetahui kapal selam KRI Nanggala-402 tenggelam. 

"Tentu memakan biaya yang besar, tapi sampai saat ini sahabat-sahabat kita melaksanakan dengan tanpa permintaan anggaran tentunya. Karena tentu dengan peristiwa ini, tenaga, pikiran, aset yang dikerahkan kepada kita semua semata-mata untuk humanitarian assistance," ujar Iwan di Lanal Bali ketika itu.

Ia pernah meminta kepada publik untuk bersabar dan memahami terkait penyelenggaraan operasi evakuasi KRI Nanggala-402. Lantaran dilakukan di medan yang tidak mudah, maka hasilnya pun sering kali tidak maksimal dan memakan waktu lama. 

"Contoh-contoh di negara lain seperti Rusia yang membutuhkan waktu satu tahun untuk mengangkat kapal selam Kursk (dari Laut Barent) atau negara lain yang juga pernah mengalami pasti tahu tidak semudah itu melakukan evakuasi," tutur Iwan. 

Baca Juga: TNI AL: KRI Nanggala-402 Karam di Dasar Laut dalam Waktu 90 Detik

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya