Tetty Paruntu Batal Jadi Menteri karena Kena Kasus di KPK?
Tetty menegaskan diusulkan jadi Menteri dengan restu ketum
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Lodewijk Freidrich Paulus membenarkan Bupati Minahasa Selatan, Christiany Eugenia Tetty Paruntu batal jadi Menteri yang hendak dipilih oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada Senin (21/10). Menurut dia, yang mengutip pernyataan Tetty, ia batal jadi Menteri bukan karena tak direstui oleh Ketua Umum Airlangga Hartarto.
Melainkan diduga karena nama Tetty yang disebut-sebut tersangkut kasus suap di KPK.
"Ya, tentunya ada komunikasi (dengan Pak Airlangga) terkait dengan daerah dan gender. Dicari kan (calon Menteri) perempuan. Mungkin itu juga terkait agama. Bisa saja karena dicarinya perempuan dan beragama non Islam, sehingga (yang dipilih) Bu Tetty," kata Lodewijk di gedung DPR pada Selasa (22/10).
Namun, Lodewijk turut mengonfirmasi sebelum bertemu Presiden Jokowi, Tetty sempat ditanya oleh Pratikno mengenai kasus yang menyeret namanya di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Dan Bu Tetty kan kalau kita baca pernyataannya, Beliau sudah menjawab bahwa ia tidak melakukan hal itu (menyuap Bowo Sidik Rp600 juta)," kata pria yang juga duduk sebagai anggota DPR tersebut.
Lalu, siapa pengganti Tetty yang sudah disiapkan oleh Partai Golkar? Apa benar Tetty mendatangi Istana Negara tanpa mengantongi undangan dari Presiden?
Baca Juga: Ikut Dipanggil ke Istana, Ini Rekam Jejak Bupati Minahasa Selatan
1. Tetty menegaskan ia datang ke Istana dengan mengenakan kemeja putih dan celana hitam atas undangan dari Presiden
Dalam wawancara khusus yang dilakukan oleh Harian Singgalang dan tayang pada Senin (21/10), Tetty tegas membantah ia datang ke Istana kemarin tanpa mengantongi undangan dari Presiden Jokowi. Baginya tak masuk akal apabila ia diisukan datang nyelonong begitu saja ke Istana.
"Saya itu diminta datang oleh Pak Pratikno (Mensesneg). Ini masih saya simpan pesannya di WhatsApp. Pesan beliau masuk pukul 22:27. Emangnya saya gila datang ke Istana tanpa diundang," kata dia kepada harian yang bermarkas di Padang, Sumatera Barat itu.
Ia tiba di Istana sekitar pukul 10:06. Setelah menunggu sekitar satu jam di ruang tamu, sekitar pukul 11:30 ia ditemui oleh protokol Istana.
Ia diminta untuk mengisi formulir dan menandatangani pakta integritas. Isi di dalam pakta tersebut yakni satu ia tidak sedang tersangkut kasus hukum. Kedua, ia tak menyandang status dwi kewarganegaraan.
Bupati Minahasa Selatan selama dua periode itu kemudian pindah tempat menunggu yakni di lounge Istana. Mensesneg Pratikno kemudian menemuinya.
Baca Juga: Ikut Dipanggil ke Istana, Ini Rekam Jejak Bupati Minahasa Selatan